Guru Besar Unpad Ini Sarankan Investasi Jabar Diarahkan ke Sektor Padat Karya

JABARNEWS | BANDUNG – Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Ina Primiana menyatakan realisasi investasi Jawa Barat selalu peringkat pertama nasional berturut-turut sejak triwulan IV/ 2020 hingga triwulan II/2021.

Menurut Prof.Ina, ada beberapa tantangan dan peluang yang harus dihadapi Jabar untuk mempertahankan capaian fenomenal tersebut triwulan terakhir atau triwulan IV/2021.

Prof. Ini mengatakan, kompetisi akan semakin ketat karena daerah lain akan terus berusaha membuat daerahnya lebih kompetitif dan lebih menarik dari Jabar, di antaranya dari kesiapan SDM, upah, infrastruktur, transportasi dan logistik, regulasi, serta lainnya.

Baca Juga:  Sebuah Mobil di Tasikmalaya Masuk Jurang, Begini Kronologinya

Baca Juga: Mantap! Vaksinasi Covid-19 Bagi Lansia di Karawang Capai Target, Segini Jumlahnya

Baca Juga: Ramalan Zodiak 20 Oktober 2021: Selamat! Pemilik Zodiak Ini, Kamu Mendapatkan Kenaikan Gaji

“Investasi Jabar juga (harus) diarahkan ke sektor padat karya dan lokasi lain baik untuk investasi PMA dan PMDN agar lebih merata. Jabar memiliki kelebihan dibandingkan daerah lain antara lain jumlah industri, jumlah penduduk,” kata Prof. Ina dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 20 Oktober 2021.

Baca Juga:  Kamis 22 Juni 2023, Lokasi SIM Keliling Subang Disini

Dengan ekspor tertinggi, lanjut Prof. Ina, Jabar perlu mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk dapat memenuhi kebutuhan investor, agar keberadaan investasi baru dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.

“Perlu diperhatikan manfaat investasi terhadap pengusaha/UMKM (linkage), lapangan pekerjaan, tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan di daerah yang memiliki investasi tertinggi,” tuturnya.

Baca Juga: Masuk PPKM Level 2, Separuh Wilayah di Kota Bandung Nol Kasus Covid-19

Baca Juga:  Jalan Amblas Depan Kantor Kecamatan, Pemda Tutup Mata

Baca Juga: Tegas! Mahfud MD Minta Korban Pinjol Ilegal Tidak Usah Membayar Utangnya

Prof. Ina menyarankan investasi di lokasi-lokasi potensial lain untuk menurunkan ketimpangan antardaerah.

Kemduian, sambung Prof. Ina, Jabar pun harus meningkatkan frekuensi promosi keunggulan komparatif ke luar negeri.

“Perlu dibuat sistem informasi terintegrasi sebagai pusat Supply Chain Nasional di Jawa Barat untuk mempertemukan kebutuhan investor dan fasilitas yang tersedia,” tandasnya.***