Kasus HIV AIDS di Kota Banjar Naik 15 Persen, Kebanyakan Penyuka Sesama Jenis

JABARNEWS | BANJAR – Berdasarkan validasi data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, kasus Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Kota Banjar hingga bulan September 2021 mengalami kenaikan 15 persen dibandingkan tahun lalu.

Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS Kota Banjar Syahid Burhani mengatakan, jika dihitung berdasarkan data tersebut maka terjadi penambahan sebanyak 24 kasus ODHA. Dia menyebut jumlah akumulasinya per bulan September 2020 itu mencapai 338 kasus.

Baca Juga:  Jelang Lawan Timor Leste, Shin Tae Yong Minta Timnas Indonesia Waspadai Ini

“Penambahannya cukup signifikan. Walaupun berdasarkan testing mereka itu ada yang warga Banjar dan dari luar,” kata Syahid dikutip JabarNews.com dari HR-Online, Minggu, 31 oktober 2021.

Baca Juga: Waduh! Kasus Covid-19 di Kota Bandung Naik, Gara-gara Pelonggaran PPKM?

Baca Juga: Puluhan Fotografer Purwasuka Berkumpul, Galang Dana untuk Aksi Kemanusiaan

Dia mengungkapkan bahwa dari jumlah kasus ODHA tersebut, rata-rata masih dalam kategori usia produktif. Akan tetapi tidak ada anak-anak atau remaja.

Baca Juga:  Ratusan Pelanggar Protokol Kesehatan Ditemukan di Kantor Pemprov Jabar

Tak hanya itu, Syahid menyampaikan bahwa dari hasil analisisnya, kasus tersebut terjadi karena pola hidup atau perilaku masyarakat melakukan tindakan yang sangat berisiko.

Baca Juga: Empat Remaja di Ciamis Kejar Geng Motor, Berakhir di Rumah Sakit

Baca Juga: Ditinggal Temannya, Pembobol ATM di Tasikmalaya Diciduk Warga

“Kebanyakan kasusnya itu dari sesama jenis, yakni LSL. Kalau yang jajan di luar rumah kayaknya nggak ada,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kapolri Sigit Sebut Perayaan Malam Tahun Baru 2023 Berjalan Aman, Tapi...

Terkait penanganan selama ini, Syahid menyatakan bahwa yang menjadi kendala yaitu masalah pengobatan. Dia menyebut, terkadang ada ODHA yang enggan untuk berobat dan ada juga yang mau berobat tapi mereka terkendala biaya.

“Obatnya sendiri gratis. Hanya saja untuk pelayanan memang ada biaya administrasi. Bagi mereka yang terkendala biaya, kami sudah berkoordinasi dengan RS agar ada keringanan,” pungkasnya.***