Dia menjelaskan, kepala, hulu, atau mastaka adalah simbol kemuliaan yang menjadi bersemayam sumber pikiran manusia.
Karenanya, menurut dia, hadir konsep penutup kepala, yang dari berbagai budaya diartikan sebagai lambang pemuliaan dan kehormatan.
Begitu pula dengan iket sunda, totopong, atau penutup kepala tradisional dari kain adalah simbol keluhuran budi dan budaya si pemakainya.
Kata Ridwan Kamil, ada lebih dari 12 jenis ikat kain dalam tradisi iket Sunda yang mengandung keluhuran pesan di dalamnya.
Oleh karena itu, dia mewanti-wanti agar jangan pernah memakai simbol keluhuran budaya tersebut saat melakukan gestur, ucapan, atau tindakan yang merendahkan peradaban lain.