Rukyatul Hilal 1 Syawal 1445 H di Albiruni Unisba Belum Terlihat, Penetapan Idul Fitri Tunggu Sidang Isbat

Pengamatan hilal 1 Syawal 1445 H di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba pada Selasa (9/4/2024). (Foto: Rian/JabarNews).

Nilai ini, lanjut Encep, dihitung dari titik Utara sejati ke arah Timur-Selatan-Barat melalui lingkaran horizon atau ufuk sampai dengan proyeksi bulan dan matahari di ufuk. “Berdasarkan data ini, bulan atau hilal berada di sebelah Utara/Kanan matahari,” terangnya.

Encep menjelaskan, pada saat matahari terbenam pukul 17.55 WIB, tinggi hilal sudah +04˚57’02”, dan hilal terbenam pada pkl 18.24 WIB. Nilai ketinggian hilal saat ini sudah memenuhi Batas minimal hilal mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal sangat mungkin dilihat.

Baca Juga:  Ada Indikasi Korupsi, Aktivis Geruduk Disdikpora Cianjur

Menurutnya, jarak sudut lengkung bulan dari matahari yang disebut Elongasi berada pada nilai +1˚34’15”. Encep mengatakan, peralatan yang dipergunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize dua buah & Teropong manual satu buah.

Baca Juga:  Lagi, Penipuan Berkedok Kupon Undian Berhadiah

Encep menjelaskan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital. Pengamatan digital menggunakan teleskop digital yang terpasang di dalam observatorium / doom, dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI.

Baca Juga:  Libatkan Seniman, Ridwan Kamil akan Jadikan Ungkapan Duka Cita Eril Jadi Karya Seni

“Untuk membuka kamera tersebut digunakan software Sharpcap yang berfungsi untuk memonitor tangkapan hilal / matahari pada teropong. Melalui software ini pun digunakan untuk mendokumentasikan hilal dalam bentuk foto atau video,” ungkapnya.