Seniman Asli Bandung Buat Ilustrasi ‘Sirkus Demit’, Kritik Kehidupan yang Memiliki Arti Ini

Sebuah karya ilustrasi yang dipamerkan di Gedung PPK/YPK, Jalan Naripan, Kota Bandung. (istimewa)

JABARNEWS | BANDUNG – Seniman asli Bandung, Tatang Ramadhan Bouqie memberikan kritik terhadap kehidupan saat ini melalui sebuah karya ilustrasi yang dipamerkan di Gedung PPK/YPK, Jalan Naripan, Kota Bandung. Karya ilustrasi yang dia pamerkan bertemakan ‘Sirkus Demit’.

Tema besar ‘Sirkus Demit’ yang diambil lantaran dalam persepsinya kehidupan ini sebagai sebuah bangsa dalam satu negara yang kondisinya selalu bergeral, berjalan, dan berputar sebagaimana sebuah sirkus yang ada kalanya jungkir balik.

Baca Juga:  Nyelekit Banget! Harga Cabai di Bandung Barat Konsisten Naik, Kini Rp125 Ribu Per Kilo

“Demit juga memiliki arti ada nakalnya, curang, jahat, dan itu karakter demit yang saya pahami. Bahkan, karakternya juga ada yang menakutkan seperti hantu. Sering kali memang hantu tak terlihat, nah justru saat ini hantu itu bisa berwujud manusia,” katanya di lokasi pameran, Minggu (30/1/2022).

Karya ilustrasi buatan Tatang Ramadhan Bouqie ini memang sengaja ditampilkan dengan warna hitam dan putih. Baginya, karya ilustrasi ini salahsatu dari karya seni rupa. Dia mencoba untuk mengilustrasikan cikal bakal kegiatan seni rupa dua dimensi. Tetapi, dalam perkembangannya di masyarakat Indonesia, seni ilustrasi justru berbeda penerimaannya di masyarakat.

Baca Juga:  Warga Cibungur Sukabumi Digegerkan Penemuan Mayat Wanita di Dalam Selokan

“Ada seperti diskriminasi dalam seni. Banyak orang lebih menghargai karya seni lukis dibanding ilustrasi. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan alternatif guna mengapresiasi kepada publik. Seni ilustrasi juga saat ini saya menilai mulai ditinggalkan generasi sekarang, semoga saja karya seni ilustrasi bisa kembali digandrungi kaum muda,” katanya seraya menyebut ada sebanyak 77 karya seni ilustrasi yang dia buat dan sebanyak 60 karya ilustrasinya dipajang di Gedung PPK/YPK, Naripan yang menggambarkan kehidupan sosial, ekonomi, hingga politik.

Baca Juga:  Aep Syaepuloh; Pencapaian Investasi di Karawang Perlu Didukung Infrastruktur