Stok Darah Minim, Fasilitas Disalahkan

JABARNEWS | KOTA TASIKMALAYA – Kebutuhan stok darah di Kabupaten Tasikmalaya terbilang tinggi. Untuk RSUD Dr Soekardjo misalnya, butuh sekitar 30-50 labu per hari. Sedangkan untuk Kota Tasikmalaya, setidaknya butuh seribu lebih labu darah per bulan.

Ketua Yayasan Setara Kota Tasikmalaya, Bayhaqi Umar, menyebutkan, besarnya kebutuhan darah RSUD Dr Soekardjo disebabkan pasien yang berobat ke rumah sakit itu berasal dari Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan berbagai kawasan di Priangan.

Baca Juga:  Gerindra Bogor Dorong Iwan Setiawan Maju di Pilbup 2024

“Kami bakal tagih komitmen pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan darah,” kata Bayhaqi, Rabu (21/3/2018).

Ketua PMI Kota Tasikmalaya, Nana Rosadi, mengatakan, meski disebut-sebut sebagai lumbung stok darah, namun Kota Tasikmalaya masih membutuhkan banyak labu darah.

Baca Juga:  Duh! Sumur Milik Warga di Kota Bajar Jadi Sarang Ular, Kok Bisa?

“Kota Tasikmalaya memang memiliki Brigif, Kodim, universitas, sekolah-sekolah, dan lainnya. Bisa dikatakan Kota Tasikmalaya tidak memiliki kesulitan untuk persediaan darah. Namun, karena fasilitas yang minim maka stok darah pun berkurang,” katanya.

“Alat dan unit kami masih kurang, imbasnya stok darah juga masih kurang. Selama ini kami masih ikut ke kabupaten, sedangkan kebutuhan kabupaten juga lebih banyak,” jelasnya.

Baca Juga:  Ema Sumarna Dorong Percepatan Pembukaan Flyover Ciroyom, Ini Alasannya

Dia menilai, dibangunnya gedung baru PMI oleh Pemkot Tasikmalaya sangat positif.

“Pembangunan tersebut menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kehidupan sosial warganya. Semoga saja dengan adanya gedung baru ini bisa lebih maksimal lagi sumbangan darah ke PMI,” katanya. (Yud)

Jabarnews | Berita Jawa Barat