JABARNEWS | MAJALENGKA – Musim kemarau tahun ini mulai dirasakan warga Majalengka. Sejumlah sumur di wilayah Majalengka bagian utara debit airnya terus berkurang. Alasannya, kondisi air sumur gali kini semakin menipis. Sementara untuk mendapatkan air bagi persawahan, sejumlah petani juga mulai kebingungan.
Salah seorang petani di wilayah Jatiwangi, Daya (38) mengatakan di wilayah Ciborelang yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Ligung, area sawah yang akan digarapnya terpaksa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, ia kesulitan untuk mulai menggarap lahan sawah tersebut, karena sebagian besar tanahnya jauh dari sumber air seperti sungai.
’’Di sini, kalaupun ada sungai yang mengalir, kondisinya sudah kering dan jaraknya juga jauh. Sehingga untuk sementara dibiarkan saja. Paling ditanami kacang atau tanaman lain yang tahan dengan kondisi panas meski kekurangan air,’’ ungkapnya, Minggu (19/8).
Petani lainnya, Kasma mengatakan hal serupa. Ia berharap hujan segera turun, mengingat pekerjaannya sebagai petani membuatnya tidak bisa garap sawah. Untuk sementara ini, sebagai mata pencahariannya, ia memilih berjualan mainan anak-anak.
’’Saya lebih suka jadi petani, menggarap sawah. Kalau musim hujan, ketika airnya cukup, saya sudah mulai menggarap sawah. Tapi sekarang ini belum bisa, makanya saya beralih dulu, jualan mainan anak-anak,’’ ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat