Hadi mengatakan, perlu ada dukungan dalam bentuk insentif pada industri yang memberikan kesempatan pada SMK untuk banyak belajar melalui kolaborasi tiga pihak tersebut.
Kepala Disnakertrans Jabar, Rahmat Taufik Garsadi mengatakan, Jabar mengalami tantangan dengan tingginya pengangguran terdidik.
Pada 2011, porsi pengangguran lulusan universitas terhadap pengguran terbuka di Jabar sebesar 9,54 persen. “Porsi ini meningkat pada 2020 mencapai 10,19 persen,” katanya.
Selain itu, kata dia, lulusan SMK yang diharapkan jadi tenaga kerja siap pakai ternyata mengalami persoalan yang sama. Pada 2011 hanya 14,08 porsi pengangguran terbuka berasal dari lulusan SMK.
“Porsi ini, meningkat menjadi 18,75 persen pada 2020,” katanya.***