Udara Bandung Terasa Panas Ngelekeb? BMKG Beri Penjelasan

Ilustrasi cuaca panas. (ayobandung/kavin)

“Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terlihat pada tahun 2022 ini curah hujan mengalami defisit hingga 50%. Atau dapat dikatakan dalam wilayah pengamatan BMKG Bandung, curah hujan mengalami anomali negatif pada Bulan Januari ini,” ujar Rahayu.

Rahayu menjelaskan, kondisi anomali negatif curah hujan di wilayah Bandung raya dan Jawa Barat pada umumnya disebabkan oleh adanya angin kencang yang terjadi di wilayah Jabar pada umumnya. Hal ini terjadi oleh karena tumbuhnya beberapa pusat tekanan rendah di Perairan Maluku hingga Banda.

Baca Juga:  Yana Minta Sama-sama Bangkitkan UMKM

Pada Januari ini, lanjut Rahayu, Monsoon Asia juga sedang pada puncaknya. Sehingga keberadaan beberapa pusat tekanan rendah tersebut menguatkan angin Monsun Asia di atas laut Jawa dan kemudian meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Jawa Barat dan Bandung raya.

Baca Juga:  Soal Program ASO, Lembaga Penyiaran Swasta Nasional Sebut Temukan Kendala, Apa?

Selain itu, pada 24 Januari 2022, terpantau tumbuhnya bibit siklon 96S di Barat Daya Sumatra yang juga berpotensi untuk meningkatkan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat bagian barat.

Baca Juga:  ITB Investigasi Kematian Mahasiswa Saat Ujicoba Pesawat Tanpa Awak

Berdasarkan data kecepatan angin maksimum yang tercatat di BMKG Bandung, pada 23 Januari yaitu 24 km/jam. Diikuti 24 Januari (26 km/jam), dan 25 Januari (24 km/jam). Sedangkan, kecepatan angin maksimum normal Januari adalah 18 km/jam.