“Kejadian angin kencang di level permukaan hingga level 850 mb (1,5 km) menyebabkan awan-awan hujan (Cu dan Cb) yang tumbuh di sekitar Bandung raya kembali pecah atau tergeser ke arah timur hingga tenggara, sehingga hujan terjadi di wilayah Tasik, Ciamis, dan Banjar hingga ke Jawa Tengah, terutama Jawa Tengah bagian selatan,” tutur Rahayu.
Lebih jauh Rahayu mengungkapkan, terpecahnya awan hujan di sekitar Bandung raya, selain menyebabkan kejadian hujan terganggu, juga mengakibatkan meningkatnya temperatur maksimum di wilayah tersebut.
Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, terpecahnya awan menyebabkan kondisi langit menjadi clear, sehingga sinar matahari langsung masuk hingga level permukaan tanah.
Selain itu, terganggunya proses hujan, menyebabkan tingkat kelembapan udara relatif (RH) tetap tinggi di atmosfer wilayah Bandung raya. Kondisi temperatur tinggi dan RH tinggi akan terasa panas dan lembap secara bersamaan atau dalam bahasa Sunda disebut “ngelekeb”.
Dari data temperatur maksimum yang tercatat di BMKG Bandung, pada 23 Januari tercatat suhu berada di 31 derajat Celcius. Diikuti 24 Januari (30,6), dan 25 Januari (30,8). Adapun temperatur maksimum normal Januari adalah 27,7 derajat Celcius.