Dampak Negatif Konsumsi Makanan Cepat Saji Bagi Tubuh

JABARNEWS | BANDUNG –  Merebaknya pandemi Covid-19 membuat kita harus melakukan social distancing atau physical distancing dengan karantina mandiri di rumah. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Dengan begitu banyak beberapa hal yang harus disiapkan, salah satunya menyediakan berbagai macam makanan di rumah. Seperti mie instan, kornet, sarden, frozen food, makanan kaleng, dan makanan instan lainnya menjadi pilihan yang dapat disimpan dalam waktu lama. Selain tahan lama, makanan-makanan ini terbilang praktis dan tidak mudah busuk.

Namun, seperti kita ketahui kalau makanan cepat saji ini rendah kandungan nutrisinya dan kerap dicampur dengan pengawet agar lebih tahan lama. Makanan tersebut menjadi pilihan karena memang agak sulit untuk mencari bahan makanan yang masih segar selama pandemi. Nah, apakah masih aman bila terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji?

Ternyata, terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji dapat memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan, di antaranya:

Baca Juga:  146 Napi Lapas Majalengka Dapat Remisi

Kekurangan Nutrisi

Jenis makanan olahan cepat saji sangat rendah nutrisi dibandingkan dengan makanan yang segar. Pada beberapa kasus, vitamin dan mineral sintetis ditambahkan ke makanan cepat saji untuk mengimbangi nutrisi yang hilang selama pemrosesan. Namun meski begitu, nutrisi sintetis ini tentunya tidak sehat seperti nutrisi alami yang kita peroleh dari makanan yang segar.

Jika kita semakin sering mengkonsumsi makanan olahan, maka semakin sedikit pula vitamin yang yang didapatkan. Kalau dibiarkan terus-menerus, tentunya tubuh kita bisa kekurangan nutrisi dan gampang jatuh sakit.

Membuat Sembelit

Makanan cepat saji, bukan hanya rendah nutrisi, tapi juga tidak mengandung serat dan rata-rata hanya mengandung lemak. Serat yang terkandung dalam makanan cepat saji biasanya hilang selama pemrosesan. Padahal, serat penting agar pencernaan tetap lancar. Tanpa jumlah serat yang memadai, tentunya akan membuat kita sangat rentan mengalami sembelit.

Baca Juga:  Antisipasi Arus Mudik, PSBB Kota Bogor Diperpanjang Sampai 4 Juni

Obesitas

Hal ini banyak terjadi bagi kebanyakan orang, yakni mengalami kenaikan berat badan yang sangat signifikan selama karantina. Bisa jadi akibat keseringan mengonsumsi makanan cepat saji. Makanan olahan seringkali tinggi lemak tidak sehat, seperti minyak biji dan minyak nabati yang mudah terhidrogenasi menjadi lemak trans.

Minyak nabati sangat tidak sehat, apalagi jika ditambahkan ke dalam daging-dagingan yang sudah cukup tinggi kadar lemaknya. Minyak nabati mengandung asam lemak omega-6 yang jika dikonsumsi berlebih dapat mendorong oksidasi dan peradangan dalam tubuh. Bukan hanya kelebihan berat badan, konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak ini juga mengakibatkan risiko penyakit serius.

Berisiko Terkena Penyakit Serius

Bahaya lainnya, makanan olahan biasanya sarat dengan gula tambahan. Seperti diketahui, mengkonsumsi gula berlebihan bisa berbahaya karena bisa mengganggu proses metabolisme. Selain itu, konsumsi gula berlebih juga dapat menyebabkan resistensi insulin, trigliserida tinggi, peningkatan kadar kolesterol berbahaya, dan peningkatan akumulasi lemak di hati dan rongga perut. Akibatnya, seseorang yang mengkonsumsi gula dalam jumlah berlebih berisiko tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan kanker.

Baca Juga:  KPK Kembali Memanggil Beberapa Saksi Dugaan Korupsi Dinas PUPR Banjar

Kecanduan

Sering mengkonsumsi junk food atau makanan cepat saji, sadar atau tidak bisa membuat kecanduan. Melansir dari Medical News Today, pengawet yang terkandung dalam makanan cepat saji memicu pelepasan dopamin pada otak seseorang yang mengkonsumsinya. Itu sebabnya, seseorang yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji bisa mengalami kecanduan untuk terus memakannya.

Itulah beberapa bahaya makanan cepat saji yang dapat mengancam kesehatan tubuh kita jika dikonsumsi secara berlebihan. Mendapatkan makanan yang segar memang cukup sulit akhir-akhir ini, tapi bukan berarti harus mengkonsumsi makanan instan terus-menerus.

Usahakan, sebisa mungkin kita imbangi dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan setiap hari. Terlebih di saat pandemi seperti ini, kita harus menjaga daya tahan tubuh agar lebih kuat. (Red)