Hari ini Aktivitas Gunung Anak Krakatau Dinaikkan Siaga

JABARNEWS | BANDUNG – Pada tanggal 26 Desember dilaporkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah, yakni di Cilegon, Anyer danSerang. Tim Tanggap Darurat dari PVMBG langsung melakukan cek lapangan, untuk mengkonfirmasikan kejadian tersebut serta untuk menyampling abu vulkanik yang jatuh yang selanjutnya akan dianalisis di Kantor PVMBG.

“Pasca kejadian tsunami tersebut, aktivitas G. Anak Krakatau masih tetap tinggi. Secara visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut,” kata Kepala PVMBG Kasbani.

Teramati asap kawah utama berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 500 meter dari puncak dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan barat daya. Kegempaan masih didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo mencapai 32 mm (dominan 25 mm).

Baca Juga:  Tol Depok-Antasari Akan Tersambung Sampai Ke Bogor, PUPR Harapkan Ini

Potensi Bencana Erupsi G. Anak Krakatau, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh G. Anak Krakatau yang berdiameter ± 2 Km merupakan kawasan rawan bencana. Potensi bahaya dari aktivitas G. Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar, aliran lava dari pusat erupsi dan awan panas yang mengarah ke selatan. Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 27 Desember 2018 pukul 05:00 WIB, tingkat aktivitas G. Anak Krakatau dinaikkan dari *Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung pukul 06:00 WIB*. Sehubungan dengan tingkat aktivitas Level III (Siaga) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diperbolehkan mendekati G. Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah.

Baca Juga:  Sah, Ini Besaran Insentif Pulsa untuk ASN

Saat hujan abu turun, Kasbani meminya masyarakat untuk mengenakan masker dan kacamata bila beraktivitas di luar rumah. Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat.

“Apabila ada perubahan aktivitas kegiatan, status akan disesuaikan,” ujar Kasbani.

Sebelumnyaa Jum’at 29 Juni 2018, Gunung Anak Krakatau kembali meletus hingga Sabtu, 22 Desember berupa letusan strombolian. Pada hari itu, seperti hari-hari sebelumnya, G. Anak Krakatau terjadi letusan. Secara visual, teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 – 1500 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga:  DPRD Sampaikan Hasil Seleksi Calon Ketua KPID Jabar

Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale (58 mm). Pukul 21.03 WIB terjadi letusan, selang beberapa lama ada info tsunami. Berdasarkan citra satelit yang diterima oleh PVMBG, sebagian besar dari tubuh G. Anak Krakatau telah hilang dilongsorkan, yang kemudian diketahui menyebabkan tsunami di beberapa wilayah di Provinsi Lampung dan Banten. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat