Impor Menggila Saat Kondisi Pandemi

Penulis: Siti Saodah, S.Kom (Aktivis Generasi Peradaban Islam)

Bawang putih membanjiri tanah air di tengah kondisi pandemi. Bawang putih yang masuk bukanlah dari hasil petani lokal namun hasil dari impor. Kebijakan impor bawang putih di saat pandemi menjadikan ekonomi petani lokal makin lesuh. Pasalnya kebijakan impor bawang putih tersebut tanpa ijin.

Seperti dilansir dari katadata.co.id bahwa jumlah bawang putih yang masuk tanah air mencapai 48 ribu ton. Dari hasil jumlah tersebut 20 ribu ton menggunakan PI dan 28 ribu ton masuk tanpa PI kata Kementerian Perdagangan dalam rapat kerja Komisi VI DPR di Jakarta Kamis, 23 April 2020. Hal tersebut mencerminkan bahwa impor bawang putih dapat dilakukan dengan mudah. Artinya siapa saja dapat melakukan impor tanpa melalui pengawasan ketat.

Bawang putih merupakan komoditas sayuran yang masih membutuhkan pasokan impor. Petani lokal dianggap tak mampu memenuhi kebutuhan industri sayuran. Oleh karena itu kebutuhan akan impor sayuran juga turut meningkat. Dikatakan sayuran tanah air belum memiliki kualitas yang dibutuhkan industri saat ini.

Baca Juga:  Mudik Dari Afrika, Wanita Ini Dikarantina Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Klaim bahwa produksi lokal belum memenuhi target kebutuhan nasional menjadi alasan utama melakukan impor. Bahkan garam pun menjadi barang kebutuhan yang harus di impor. Miris, di tengah luasnya hamparan lahan garam tanah air tak menjadikan kita mandiri. Swasembada pangan yang digadangkan oleh Kementerian Perdagangan seakan tak berhasil mencapai target.

Disisi lain Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengatakan bahwa terjadi kenaikan kebutuhan garam di tahun 2020 yang tadinya sekitar 3 juta – 4,2 juta ton kini menjadi 4,5 juta ton dilansir dari cnbcindonesia.com. Menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanudin mengatakan bahwa Indonesia sudah berhasil melakukan swasembada garam.

Negeri kaya sumber daya alam nyatanya masih melakukan impor demi kebutuhan sayuran. Padahal tanah kita sungguh subur ditanami oleh berbagai macam sayur – sayuran. Kebijakan impor tersebut dikeluarkan di tengah kondisi ekonomi sedang lesuh. Jelas saja ini menyakitkan hati para petani lokal. Pasalnya mereka sedang kesulitan memasarkan hasil panennya dikarenakan akses menuju kota lain di tutup dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca Juga:  Ketua KPK Ingatkan DPRD Jangan Bermain-main dengan Pokir dan Dana Hibah

Masalah impor yang dilakukan oleh pemerintah seakan tak sejalan dengan visi kebijakan penguasa negeri ini. Seharusnya para pemangku jabatan dapat mendorong produksi petani lokal agar kita mampu mandiri. Sekaligus hal ini mampu menaikkan perekonomian rakyat kecil. Namun semuanya tak sejalan dengan keinginan rakyat.

Impor seakan sudah menjadi kebutuhan utama negeri ini pasalnya impor tersebut dapat memberikan keuntungan bagi mereka para korporasi. Selama kebijakan impor ini terus menjadi solusi menutupi kekurangan di negeri kita maka mereka para pengusaha lokal akan semakin terpuruk. Impor sudah menjadi hal yang biasa di era sistem kapitalis saat ini. Pasalnya sistem ini hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang memiliki modal besar dan mampu menyetir arah kebijakan bangsa.

Selama sistem kapitalis dijadikan sebagai standar hidup maka negeri ini tak akan mampu mandiri secara ekonomi. Ia akan selalu tergantung dengan negara lain untuk dapat memenuhi semua kebutuhan negerinya. Sistem yang hanya dijadikan sebagai alat mencari keuntungan tanpa melihat siapa lawan mereka. Kerusakan sistem kapitalis telah semakin nampak di depan mata kita saat ini.

Baca Juga:  [INFOGRAFIS] Cara Pencegahan Covid-19

Masyarakat kini sudah semakin sadar keberpihakan pemerintah menuju arah mana. Pasalnya masyarakat saat ini sudah semakin paham arah perpolitikan bangsa. Mereka sebenarnya sudah lelah dengan sistem kapitalis saat ini, pasalnya ia tak mampu membawa masyarakat menuju kesejahteraan secara merata. Maka sudah seharusnya kembali kepada sistem aturan illahi yang mampu membawa kesejahteraan umat.

Islam adalah sistem paripurna yang datang dari Allah yang mampu mengatur hajat hidup umat menuju kesejahteraan. Pemecah berbagai masalah kehidupan dengan mencabut akar masalah secara langsung. Seperti dalam firman-Nya :

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (Qs. Al Maidah : 50)

Sebagai seorang muslim maka sudah seharusnya kita kembali kepada aturan illahi yang paripurna. Waallahualam bisshowab.

Tulisan ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis.