Jejak Sunan Gunung Jati Di Cirebon

JABARNEWS | CIREBON – Cirebon cocok banget untuk wisata religi Ramadan karena punya banyak peninggalan Wali Songo. Ada masjid cantik yang bersejarah di Keraton Kanoman.

Masjid Keraton Kanoman Cirebon lokasinya persis di belakang Pasar Kanoman Cirebon, Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Dikutip dari detik, Selasa(22/5/2018), Masjid Keraton Kanomam ini memiliki sejarah sebagai syiar Islam pada zaman Sultan Raja Zulkarnain bersama Sultan Anom Raja Nurbuat. Masjid ini jadi tempat pelaksanaan acara tradisi yang hingga kini masih dilakukan, seperti Panjang Jimat atau pembersihan pusaka keraton.

Masjid Keraton Kanoman didominasi tiga warna, putih, kuning, dan hijau. Ya, itulah warna kejayaan Keraton Kanoman Cirebon. Arsitektur bangunannya seperti bangunan khas Jawa atau Joglo, tak ada sekat di ruang utamanya. Masjid ini dibangun pada 1930 masehi oleh Sultan Raja Zulkarnain bersama Sultan Anom Raja

Nurbuat.

Baca Juga:  Warga Luar Jabar Masih Ingin Ke Lembang? Siap-siap Dihadang Petugas

Kendati bangunannya berbentuk joglo, Masjid Keraton Kanoman memiliki keunikan yaitu adanya keramik-keramik khas Tiongkok yang menempel di dinding. Seperti yang ada di gerbang Masjid Keraton Kanoman.

Pangeran Raja Mochammad Patih Qadiran Kesultanan Keraton Kanoman Cirebon mengatakan Masjid Keraton Kanoman sempat dijadikan sebagai pusat syiar Islam di tanah Jawa, khususnya Cirebon. Jamaah masjid, diakui Qadiran, dari berbagai daerah.

Baca Juga:  Plt Bupati Cianjur Ajak Pelajar Gemar Bersedekah

Sebabnya, Masjid Keraton Kanoman kerap dijadikan sebagai tempat silahturahmi, perayaan tradisi, dan napak tilas para jamaah.

“Kalau tradisi Muludan itu, pengunjungnya membludak. Dari berbagai daerah datang ke sini. Mereka menyaksikan prosesi Panjang Jimat saat Muludan dari keraton menuju masjid. Ya dulu pernah jadi pusat syiar Islam,” kata Qadiran.

Qadiran mengatakan tradisi muludan atau panjang jimat itu dilakukan secara turun temurun sejak zaman Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Tujuannya menghormati dan merayakan tanggal kelahiran Nabi Muhammad.

Lebih lanjut, Qadiran menceritakan proses perkembangan bangunan masjid. Masjid Keraton Kanoman sudah mengalami pemugaran beberapa kali. Menurut Qadiran pemugaran itu dilakukan untuk menyesuaikan jamaah yang semakin bertambah.

Baca Juga:  Tak Ingin Pisah dari Timnas, Shin Tae-yong: Indonesia Luar Biasa!

Kendati demikian, dikatakan Qadiran, bentuk bangunan Masjid Keraton Kanoman masih seperti asli. Empat saka guru atau tiang yang berada di ruang utama menurut Qadiram merupakan bangunan asli yang belum pernah diubah.

“Empat pilar kayu jati bulat itu masih orisinil, kita pertahankan sampai sekarang. Memang ada beberapa bagian masjid yang dipugar, terus ada penambahan halaman. Namun kita tidak mengubah kelestarian arsitektur bangunannya,” tutupnya. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat