Jelajah Makam Rd.H. Baktakusumah, Berikut Hasil Penelitiannya

JABARNEWS | PURWAKARTA – Menurut kabar yang beredar dan menjadi sejarah mengenai otoritas Kiai sebagai pemuka agama, yang mempengaruhi pemerintahan Kabupaten Purwakarta periode Karawang, pangkal cerita Syehk Rd. H. Baktakusuma sebagai pemuka agama masih rancu karena bersebrangan dengan sejarah Syekh Rd.H. Baing Yusuf. Dalam sejarah yang telah tercatat, memang Baing Yusuf adalah ulama setempat yang juga menjadi kepala penghulu, setelah Purwakarta menjadi ibu kota baru Karawang 1830 M.

Dengan terlampinya surat tugas bernomor : 800/713/ParBud/2019. Penelitian sejarah resmi itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Purwakarta Heri Anwar.

”Kalau sudah mendapatkan informasi yang akurat kami akan lakukan penelitian lebih lanjut,” menurut pesan singkatnya.

Tertulis dalam surat tugas bahwa, H. Agus Hasan selaku kepala dinas menugaskan Naurid Muhammad Rifai Ilyasa untuk melakukan penelitian sejarah makam Rd. H. Baktakusumah di Baranangsiang, Kel. Sindangkasih, Kec. Purwakarta.

Baca Juga:  Emak-emak Kampung Cerewed Lebih Pilih Daging Kerbau Buat Lebaran

“Setelah mendengar isu antara Rd.H. Bhakta Kusuma dan Baing Yusuf sebagai kiai saya rasa harus ada penelitian kembali, Sejarah itu harus sesuai antara cerita & buktinya,” Kata Naurid selaku pelaksana penelitian, Minggu (15/9/19).

Naurid yang juga guru sejarah di MA. MAI Kab. Purwakarta mengatakan penelitiannya menggunakan teori dan metodologi penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain itu lanjut Naurid, penelitian tersebut juga menggunakan ilmu bantu sejarah seperti arkeologi dan oral histori.

“Kita melakukan oral histori dulu yaitu mencari informasi dengan cara berbincang bersama para tokoh setempat terkait objek penelitian,” tambahnya. Selain dirinya, penelitian tersebut juga dilibatkan para muridnya.

Baca Juga:  Jelang Bulan Ramadhan, Polres Sumedang Amankan Ratusan Botol Miras

“Pada kesempatan kali ini saya ajak juga murid–murid jurusan IPS untuk ikut meneliti dan dijadikan tugas praktek siswa,” ulasnya. Dirinya menambahkan, bahwa penelitian sejarah tersebut juga menjadikan edukasi serta pengalaman berharga bagi para siswanya.

Di lokasi makam, ada peninggalan batu nisan pertama setinggi 40cm. Sebab menurut keterangan warga ketempat, makam tersebut pernah mengalami renovasi dimasa kepemimpinan Bupati Tubagus Lili Hambali Hasan.

Masih dengan penelitian sejarah yang juga menjadi guru di bidang tersebut, dirinya menemukan hal rancu ketika dia di suguhkan buku silsilah Syekh Bhakta Kusuma dan sebuah lukisan yang diyakini oleh warga setempat sebagai foto lukisan sosok Syekh Baing Yusuf.

“Kebenaran R.H. Baktakusuma sebagai pemuka agama yang mempunyai otoritas masih diragukan. Karena penyebar agama pada masa Dalem Solawat menjadi Bupati Karawang di Purwakarta Syekh Baing Yusuf sudah menjadi Kiai yang lansia pada waktu itu,” terangnya

Baca Juga:  Polri Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Delegasi KTT G20 di Bali

Dari hasil penelitian itu, menimbulkan keracunan atas keyakinan masyarakat pada Syekh Rd.H. Bhakta Kusumah sebagai ulama yang mempunyai otoritas masa itu.

“Kemungkinan besarnya Rd.H. Baktakusumah putra Bupati Dalem santri adalah tokoh masyarakat seperti Kades, Wedana, Kepala cutak di wilayah Kutawaringin yang namanya kini Simpang hingga Cihuni” tandasnya.

Sebagai seorang Pakar Sejarah, Naurid menilai sejarah Rd.H. Bhakta Kusuma masih harus di interpretasikan lagi jika sejarahnya belum empiris.

“Untuk menjawab kerancuan saya sudah menghubungi Dinas Pariwisata Budaya Kab. Purwakarta melalui Sekdisnya, Pak Heri Anwar agar sejarahnya diulas lebih dalam,” pungkasnya. (Red)