KH Ma’ruf Amin: Khittah Nahdlatul Ulama itu Islahiyah, Miliki Makna Ini

Wapres KH Ma’ruf Amin saat peluncuran dan bedah buku karya Ahmad Baso dan KH Zulfa Mustofa di Hotel Radisson, Bandar Lampung, Rabu (22/12/2021). (Istimewa)

Oleh karena itu, Pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menyebut organisasi yang didirikannya itu sebagai jam’iyyah ishlahiyyah.

“NU juga gerakan ulama untuk memperbaiki umat, baik aspek keagamaannya maupun  kemasyarakatannya,” tegas ulama asal Tanara Banten itu.

Baca Juga:  Erick Thohir Dinonaktifkan Sebagai Ketua Lakpesdam NU, Ini Kata PBNU

Dengan garis khittah perbaikan itu, maka cara (khatwah) yang harus dilaksanakan adalah langkah perbaikan, bukan langkah mengambil kekuasaan.

“Mengambil kekuasaan bukan khittah kita. Itu urusan Allah, karena Allah yang memberikan kekuasaan pada orang yang dikehendaki,” kata Wapres.

Baca Juga:  PBNU Tak Segan Beri Sanksi Bagi Pengurusnya yang Gunakan NU Jadi Alat Politik Praktis

Kiai Ma’ruf juga menegaskan bahwa NU mengedepankan paradigma berpikir moderat dan dinamis. Artinya, mengutip al-Qarafi, dinamis itu tidak statis pada teks-teks saja, statis pada teks kitab saja. NU juga berpegang teguh pada madzhab.

Baca Juga:  Masyarakat Tetap Harus Waspada Covid-19 saat Jenuh dan Stres