Ledakan di Proyek KCIC Tembus Gunung Bohong Bikin Geram Warga, Dinding Rumah Retak

JABARNEWS | BANDUNG – Aktivitas peledakan untuk menembus di Gunung Bohong, membuat geram warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Aktivitas peledakan yang dilakukan pengembang di area proyek tunnel 11.1 trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk menembus Gunung Bohong itu, dinilai dari sejak awal sangat mengancam keselamatan warga.

Warga pun geram, pada Rabu (2/6/2021), warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13 Desa Laksanamekar menggeruduk area proyek dengan secara spontan, enyampaikan surat yang berisi peringatan agar blasting tidak dilanjutkan lagi.

“Warga ke sana, saya bikinkan surat resmi jangan sampai ada ledakan lagi. Tapi pimpinannya gak ada di tempat,” ujar Ketua RT 04/13 Kompleks Tipar Silih Asih, Heru Agam, dilansir dari Suara.com.

Baca Juga:  Inilah Aplikasi Bisnis Terbaik Untuk Usaha Lebih Berkembang

Pertimbangan wartga menggeruduk area proyek tersebut dilakukan setelah dampak ledakan yang dirasakan berdampak rumah-rumah warga yang mengalami retakan pada dinding hingga lantai.

Sejak saat itu warga mencoba membuat perlawanan dengan kekuatan seadanya. Mereka meminta aktivitas blasting itu dihentikan sampai ada jaminan keamanan dan keselamatan bagi mereka, yang hingga kini belum didapatkan.

Bukannya dihentikan, ledakan malah semakin menjadi sejak dua bulan terakhir ini. Jaraknya yang semakin dekat dengan pemukiman membuat warga semakin takut dan merasa terancam keselamatan jiwanya.

“Getarannya itu kuat banget kerasa. Perabotan aja sampai bergoyang. Terus waktunya itu gak menentu. Takutnya itu pas warga tidur, tiba-tiba ada ledakan lagi. Ledakan terakhir baru saja sekitar pukul 16.30 WIB,” ungkap Heru

Baca Juga:  Presiden Jokowi Ingatkan Polri Harus Netral, Politik Polri Adalah Politik Negara

Ketua RW 13 Kompleks Tipar Silih Asih, Rudianto menambahkan, dalam dua bulan terakhir ini ledakan semakin intens dilakukan di terowongan KCJB milik PT KCIC itu.

Dalam sekali, ada sekitar tiga ledakan yang dirasakan langsung dampaknya oleh warga.

“Paling banyak itu pas tanggal 29 atau 31, itu ada 11 kali ledakan dalam sehari. Guncangannya makin kerasa karena titik blastingnya makin deket,” beber Rudianto.

Dampaknya, kerusakan rumah-rumah warga pun semakin parah. Selain itu, sumber mata air juga ikut terdampak dengan adanya proyek tersebut.

“Kalau yang hanya retakan di lantai sama dinding itu hampir semua rumah. Tapi kalau yang parah ada sekitar 22 rumah,” sebutnya.

Baca Juga:  PPP Cianjur Siapkan Strategi Jitu Hadapi Kampanye Hitam Pilkada 2020

Sejak awal, kata dia, warga menolak adanya peledakan. Berbagai upaya pun sudah ditempuh, dari mulai ke Pemdes setempat, kecamatan hingga Pemkab Bandung Barat. Namun semuanya tak bergeming.

Teranyar, warga akan menghadapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada pertengahan Juni ini. Mereka berharap orang nomor satu di Jawa Barat itu bisa memberikan solusi bagi warga yang merasa terancam selama peledakan itu tetap dilakukan.

“Kita bukan mau menghalangi proyek pemerintah, kita hanya minta jaminan keselamatan, kita minta perlindungan. Ada yang bilang aman, tapi kan buktinya sekarang kerusakan semakin parah,” pungkasnya. (Red)