Manfaatkan Aplikasi, Pemulung Sampah Masuki Era Teknologi 4.0

JABARNEWS | BANDUNG – Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) menyiapkan digitalisasi untuk membantu para pemulung dalam melakukan pengelolaan sampah.

Digitalisasi pemulung tersebut dalam rangka menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), sekaligus mengevolusi para pemulung yang kerap mendapat stigma negatif.

Ketua IPI Pris Poly Lengkong mengatakan, hingga saat ini pemulung masih kerap kali dipandang negatif karena dianggap ilegal dan liar. 

Oleh karena itu, IPI menciptakan sebuah aplikasi digital yang membantu pengolahan sampah agar lebih efektif. Tujuannya untuk meningkatkan harkat dan martabat para pemulung.

Baca Juga:  31 Warga Kelahiran 1 Juli Ajukan SIM Gratis ke Polres Purwakarta

“Padahal, selama ini pemulung merupakan orang yang mendedikasikan setiap saat waktunya untuk membersihkan sampah orang lain,” kata Pris di Bandung, seperti dilansir Antara, Rabu (17/2/2021).

“Pemulung adalah pahlawan 3R (reduce, reuse, dan recycle), yang ironisnya 3R itu merupakan amanat dari UU Pengolahan Sampah,” sambung Pris.

Aplikasi tersebut, kata dia, merupakan hasil kolaborasi IPI dengan kelompok pegiat lingkungan, yakni Greeny. Aplikasi itu pun diklaim bakal banyak berkontribusi untuk mengatasi persoalan sampah.

Baca Juga:  Krisis Palestina, Rabbani dan ACT Kirimkan Bantuan Kemanusiaan

Menurutnya, pola hubungan pemulung terjadi dalam dua dimensi, yakni horizontal dan vertikal. Para pemulung memiliki relasi langsung dengan pelapak atau bandar, lalu secara vertikal pemulung berhubungan tidak langsung juga dengan industri.

Melalui aplikasi itu, menurutnya, para pemulung bisa memasuki era Teknologi 4.0, di mana mereka bisa bekerja dengan lebih layak.

Mulai dari menggunakan seragam, kendaraan untuk mengambil sampah (bentor), dan gawai yang memadai serta penghasilan yang lebih baik.

Baca Juga:  Pria Lumpuh Di Sergai Tinggal Dirumah Gubuk 15 Tahun, Ini Kepedulian Pemerintah

“Selain itu, Pemulung 4.0 nantinya akan dibuat lebih beredukasi untuk menjamin kenyamanan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Founder Greeny Boy Tjakra mengatakan penyelesaian masalah sampah yang paling efektif itu dengan mengubah sistem kerja ke arah digitalisasi.

“Dengan digitalisasi dan menaikkan derajat para pemulung atau tukang sampah. Kami yakin dengan begitu maka pengolahan sampah bisa jauh lebih efektif,” kata Boy. (Red)