JABARNEWS | SOREANG – Jadi pemberitaan di media televisi dan online, rumah dedengkot Minumas keras (miras) oplosan jadi ramai didatangi warga sekitar. Berlokasi di Jalan Bypass Bandung-Garut, Cicalengka rumah tersebut jadi sasaran ‘cekrek-cekrek’ warga menggunakan kamera dari ponsel.
Dikutip dari detikcom Sabtu (14/4/2018), rumah mewah milik Syamsudin Simbolon yang kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) tak luput dari perhatian. Tak jarang para pengguna jalan khususnya para pengguna sepeda motor, menurunkan kecepatannya dan mengalihkan pandangannya ke rumah itu.
Lalu mereka mengabadikan fotonya. Seperti satu pengguna jalan, Dayat Ruhyat (37), sengaja menghentikan sepeda motornya untuk mengambil penampakan rumah tersebut.
“Saya sering melintasi jalan ini. Tapi baru tahu jika rumah mewah tersebut merupakan tempat membuat miras oplosan,” kata Dayat yang merupakan warga Garut.
Suasana di rumah itu sepi tak berpenghuni. Garis polisi masih terpasang rapi di pagar rumah setinggi dua meter, berwarna putih.
Dayat, mengaku mengetahui rumah mewah tersebut dijadikan sebagai tempat produksi miras oplosan dari berita yang ada di televisi. “Tahu dari TV,” ujarnya singkat.
Saat ditanya, untuk kepentingan apa Dayat memotret rumah itu, dia menyebutkan foto penampakan rumah mewah tersebut untuk kepentingan pribadinya.
“Buat saya aja, memang beritanya sudah sampai Garut, malah sudah rame. Buat dilihatin ke orang rumah yang mau tahu soalnya banyak yang penasaran, apalagi katanya di dalam rumah itu ada bunker untuk membuat miras oplosan,” ungkapnya.
Selain itu, salah satu warga sekitar Rian (25) mengatakan ia tak menyangka rumah mewah tersebut dijadikan sebagai pabrik miras oplosan.
“Enggak nyangka. Tidak tahu kalau rumah ini dijadikan sebagai tempat membuat miras oplosan, yang lebih mengejutkan memproduksi miras oplosan nya di dalam sebuah bunker,” ujarnya saat dijumpai tidak jauh dari rumah mewah itu.
Saat disinggung apakah dia mengetahui sosok Syamsudin Simbolon, Rian hanya mengatakan pemilik rumah jarang sosialisasi.
“Jarang muncul, jarang sosialisasi. Malah yang sering terlihat adalah karyawannya,” jelasnya. (Yfi)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
