JABARNEWS | SUMEDANG – Tanaman kopi jadi komoditas pilihan petani di kaki Gunung Cakrabuana, yang berlokasi di Desa Ganjaresik, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Kini, luas tanaman kopi di wilayah itu terus bertambah.
Ketua kelompok tani (poktan) Temuhurip, Desa Ganjaresik, Tatang Suhendar, mengatakan, kini luas tanaman kopi yang dikelola oleh kelompoknya mencapai sekitar 160 hektare. Luasan tersebut dikelola oleh sekitar 100 petani.
“Para petani yang beralih menanam kopi, karena dinilai lebih prospektif. Dari 160 hektare tanaman kopi, sekitar 60 hektar sudah dipanen. Dengan hasil panen sekitar 50 ton kopi, alhamdulillah petani bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan,” ujar Tatang, dikutip KAPOL, Selasa (21/8/2018).
Dikatakannya, ketertarikan petani di desanya untuk konsen ke komoditas kopi, karena selain menanam kopi, kelompok tani juga langsung memproduksi olahan kopi dari biji mentah hingga dalam bentuk tepung.
“Komoditas kopi bisa dipasarkan dalam berbagai kemasan. Meski pemasaran belum terlihat memuaskan. Kelompok kami mampu menjual kopi dalam bentuk tepung yang telah dikemas. Walaupun semua proses dilakukan secara manual dan tradisional,” katanya.
Tatang menambahkan, proses tanam komoditas kopi oleh kelompoknya dilakukan dari mulai penyemaian, masa tanam, perawatan hingga masa panen. Semua tahapan dilakukan oleh semua petani dengan cara bergotong royong.
“Saat ini ada kecendrungan para petani lebih fokus ke kopi. Terlebih pemesanan kopi sudah mulai berdatangan baik dari individu maupun kelompok usaha bahkan dari pengusaha kedai. Kita sudah mampu menjual dalam kemasan tepung yang banyak dipesan dari luar Sumedang,” katanya. (Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat