Analisis Peran Aktor-Aktor dalam Menengahi Konflik Rusia denga Ukraina

Bendera Ukraina dan Rusia */pixabay/
Bendera Ukraina dan Rusia */pixabay/

Bisa disimpulkan bahwa NATO juga menjadi salah satu faktor tidak langsung pecahnya konflik ini, namun NATO dapat berperan secara signifikan dan efektif dalam menengahi konflik ini dengan bersedia berkompromi dengan Rusia melalui penjaminan keamanan Rusia melalui penolakan keanggotaan Ukraina dan negara-negara yang dekat dengan perbatasan Rusia lainnya sebagai ganti pengakhiran agresi Rusia di Ukraina.

Di sisi lain, NATO sebagai ‘penyokong’ utama Ukraina dalam peperangan dapat menghentikan bantuan militernya dan menekan Ukraina untuk bernegosiasi pula dengan Rusia. Organisasi internasional yang ketiga adalah ASEAN. Negara-negara Asia Tenggara yang tidak terlalu terdampak langsung oleh konflik tersebut memutuskan untuk berhati-hati dalam merespon konflik tersebut mengingat konflik tersebut cukup sensitif dan kompleks.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Hari Ini Untuk Capricorn, Aquarius dan Pisces

ASEAN memilih untuk fokus pada urgensi penyelesaian konflik secara damai, penghentian kekerasan, isu-isu kemanusiaan, dan menjunjung tinggi kedaulatan setiap negara (pengecaman terhadap agresi Rusia secara tidak langsung).

Hal tersebut disebabkan oleh politik luar negeri negara-negara ASEAN yang condong netral dan sama-sama memiliki hubungan baik dengan Ukraina maupun Rusia sehingga tidak ingin membuat pernyataan sikap yang dapat memperburuk relasi tersebut. Bisa disimpulkan sebagai mitra strategis, ASEAN bisa berperan lebih dalam menengahi konflik Rusia – Ukraina, dengan hadir sebagai pihak ketiga yang netral, dipercaya kedua belah pihak, dan tidak berpotensi ditunggangi kepentingan-kepentingan politik dalam proses mediasi, negosiasi atau penyelesaian konflik. Komitmen tersebut ditunjukan melalui dukungan ASEAN dalam penyusunan dan penyuaraan resolusi konflik Rusia – Ukraina dalam forum Asia – Pacific Meeting dan sidang International Parliamentary Union yang ke-14 (Saputro, 2022).

Baca Juga:  Indomie Goreng Ditemukan Berserakan di Bekas Markas Tentara Ukraina

Aktor utama berikutnya adalah negara-negara itu sendiri. Dalam hal ini mereka yang memiliki pengaruh dan potensi seperti Tiongkok, Prancis, dan Jerman yang mengadakan pertemuan darurat untuk menengahi konflik Rusia – Ukraina dengan menekankan proses perdamaian melalui negosiasi sesegera mungkin.

Mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi diantara mereka guna mewujudkan proses penyelesaian konflik dan mencegah konflik menjadi tidak terkendali (Erina, 2022). Sebagaimana kita ketahui, ketiga negara tersebut khususnya Tiongkok memiliki pengaruh yang cukup signifikan secara global maupun atas Rusia. Selain mereka, negara lain seperti Turki dan Indonesia juga berperan penting. Presiden Erdogan pada Maret 2022 memfasilitasi kedua negara untuk melakukan negosiasi di Istanbul, dimana pembicaraan di Istanbul tersebut berhasil meraih beberapa kesepakatan dan meredakan beberapa eskalasi peperangan, meski sebagian poin-poin yang diajukan Rusia maupun Ukraina belum dapat ditemui jalan tengahnya. Indonesia sendiri juga berperan penting, seperti dalam hal bantuan kemanusiaan, desakan penghentian pertempuran, dan memprioritaskan isu-isu kemanusiaan (Intania, 2022). Terlebih posisi Indonesia yang pada tahun ini memegang presidensi G20 sehingga pengaruh dan akses yang dimiliki untuk mengupayakan perdamaian lebih optimal yang ditunjukan melalui partisipasi Presiden Jokowi dalam KTT G7, serta kunjungan ke Ukraina dan Rusia (Tim, 2022).

Baca Juga:  Donald Trump Sesumbar, Kalau Dirinya Masih Presiden AS akan Luncurkan Nuklir ke Rusia