Prosesi Puncak Haji, Kemenag Perketat Layanan Katering Dan Transportasi

JABARNEWS | JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) perketat pengawasan layanan jelang prosesi puncak haji, yaitu wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina (Armina).

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, mengatakan, pengawasan layanan tersebut di antaranya layanan katering dan transportasi bagi jemaah calon haji.

“Masing-masing penyedia juga melayani jumlah jemaah yang semakin besar setiap harinya. Pada fase puncak ini kita harus perketat pengawasan karena masing-masing penyedia melayani jemaah dengan jumlah tambah besar, sehingga pekerjaan jauh lebih berat lagi,” ujar Sri Ilham, dikutip kemenag.go.id, Sabtu (11/8/2018).

Baca Juga:  Pemkab Sediakan Layanan Cepat Tanggap "Subang Quick Respon"

Dicontohkannya, untuk katering, awalnya hanya melayani sepertiga kapasitas, namun sekarang penuh.

“Dari yang awalnya mereka menyiapkan setelah Subuh, sekarang lebih awal menjadi tengah malam,” ucapnya.

Dikatakannya, teknik memasak sayuran menjadi penting, mengingat mudah basi. Selain itu, pihaknya juga terus mengingatkan jemaah calon haji agar makan tepat waktu.

Baca Juga:  Antisipasi Pencurian dan Copet, Polisi Patroli di Majalengka Ekspo

“Kita beri edaran ke jemaah agar makan tepat waktu dan juga ke penyedia katering agar menyajikan makanan yang tidak mudah basi. Kita minta kepada katering hindari sayuran yang rentan basi misalnya buncis, sekali lagi pada saat peak season ini kita harus ekstra hati-hati,” papar Sri.

Sementara dari segi transportasi, Sri mengaku pihaknya terus mengingatkan jemaah yang baru datang ke Makkah untuk melakukan umrah wajib bukan bertepatan dengan waktu salat.

Baca Juga:  Manfaat Cuka Putih Bagi Kesehatan Tubuh

“Agar tidak bersamaan dengan jemaah yang sudah tinggal di sini beberapa hari sebelumnya yang hendak salat di Masjidil Haram,” kata dia.

Begitu pula, lanjutnya, dengan jemaah yang hendak melaksanakan salat di Masjidil Haram. Sri meminta agar datang lebih awal dan pulang agak akhir.

“Ya lebih baik berdzikir dulu di Masjidil Haram, seraya menunggu bus agak longgar,” pungkas Sri. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat