Angka Kematian Bayi di Jabar Turun Signifikan dalam 50 Tahun Terakhir

Kematian Bayi
Ilustrasi angka kematian bayi. (Foto: medcom.id).

Selain itu dilakukan pula kolaborasi kemitraan baik dengan Kementerian/Lembaga dalam hal ini Bappenas, Kemendagri, dan BKKBN, kemudian dengan pihak swasta, USAID serta perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Pihak Dinkes Jabar melakukan pula surveilans kematian ibu dan bayi berupa peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kematian, umpan balik secara berjenjang serta peningkatan kualitas Audit Maternal dan Perintal Surveilans Respons (AMPSR).

Baca Juga:  Video: Viral, Tayangan Tembak-tembakan PSDKP Dengan Kapal Ikan Vietnam

Nina menambahkan, kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam upaya penurunan AKI – AKB, di antaranya dengan fasilitasi Tim AMPSR Kabupaten/Kota maupun penguatan supervisi fasilitatif dan pendampingan pelayanan kesehatan Matneo (maternal dan neonatal).

Baca Juga:  Dinkes Jabar Sebut Banyak Warga yang Tak Sadar Penyakit Difteri

Pemerintah Kabupaten/Kota juga didorong untuk peningkatan kualitas layanan Matneo dengan penyediaan SDM dan pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Pemda Provinsi Jabar pun mendorong Kabupaten/Kota untuk rancangan kebijakan dalam penurunan AKI/AKB, termasuk perencanaan dan penganggaran terintegrasi.

Baca Juga:  Usut Kasus Dugaan Malpraktik Klinik di Tasikmalaya, Dinkes Jabar Bentuk Tim Ad Hoc