Hilal di Observatorium Albiruni Unisba Tidak Terlihat, Penentuan 1 Ramadhan 1445 H Tunggu Hasil Sidang Isbat

Pemantauan hilal di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba pada Minggu (10/3/2024). (Foto: Rian/JabarNews).

Dia menjelaskan, pengamatan hilal dimulai saat matahari terbenam yaitu pukul 18.08 WIB. Lama pengamatan hilal dilakukan selama 5 menit, karena bulan akan terbenam pada pukul 18.13 WIB. Saat matahari terbenam, hilal berada pada Azimuth 264˚44’18” dan posisi matahari berada pada azimuth 265˚57’16”.

Menurut dia, nilai ini dihitung dari titik Utara sejati ke arah Timur-Selatan-Barat melalui lingkaran horizon atau ufuk sampai dengan proyeksi bulan dan matahari di ufuk. “Berdasarkan data ini, bulan atau hilal berada di sebelah Utara/Kanan matahari,” jelasnya.

Baca Juga:  Kemenag akan Laksanakan Sidang Isbat Awal Ramadhan pada 22 Maret 2023

Encep menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal sudah +0˚59’10”, dan hilal terbenam pada pkl 18.13 WIB. “Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal mungkin tidak dilihat,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pisah Sambut Kapolres Purwakarta Dihiasan Ratusan Karangan Bunga

Jarak sudut lengkung bulan dari matahari yang disebut Elongasi berada pada nilai +1˚34’15”. Encep mengatakan, peralatan yang dipergunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize dua buah dan Teropong manual satu buah.

Baca Juga:  Festival Sate Maranggi Purwakarta, Angkat Wisata Kuliner di Tengah Pandemi

“Diantaranya yang tersimpan di doom albiruni dan milik BHRD Provinsi Jawa Barat,” bebernya.