Hilal di Observatorium Albiruni Unisba Tidak Terlihat, Penentuan 1 Ramadhan 1445 H Tunggu Hasil Sidang Isbat

Pemantauan hilal di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba pada Minggu (10/3/2024). (Foto: Rian/JabarNews).

Encep menerangkan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital. Pengamatan digital menggunakan teropong Cem70 merk iOptron yang terpasang di dalam observatorium / doom, dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI.

Baca Juga:  Ramalan Cuaca Kota Bandung, Jumat 20 Mei 2022

“Untuk membuka kamera tersebut digunakan software Sharpcap yang berfungsi untuk memonitor tangkapan hilal / matahari pada teropong. Melalui software ini pun digunakan untuk mendokumentasikan hilal dalam bentuk foto atau video,” ucapnya.

“Apabila hasilnya tidak diketahui secara jelas objeknya / hilalnya, maka akan dilakukan olah citra hilal dengan software lainnya seperti iris atau siril. Keduanya merupakan software astronomi yang berfungsi untuk mengolah citra hilal agar terlihat kontras.,” tambahnya.

Baca Juga:  LPPM Unisba Serahkan Biomask Respirator ke Tiga Rumah Sakit di Bandung, Ini Kelebihannya

Menurutnya, para peserta yang hadir dapat bersama-sama berusaha untuk melihat hilal dari teropong utama yang akan disambungkan melalui media TV dalam menampilkan tangkapan teropong. “Sehingga setiap orang yang hadir memiliki kesempatan yang sama untuk melihat hilal,” ujarnya.

Baca Juga:  Warga Tasikmalaya Harus Hati-hati, BPOM Temukan Makanan Takjil Berformalin

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Ajam Mustajam mengatakan bahwa rukyatul hilal dilakukan di sebelas titik, salah satunya di Albiruni Unisba.