Dari angka tersebut, ujar Ferry, sebanyak 25 persen adalah anak muda atau generasi Y, dan 21 persen adalah generasi Z. “Kelompok anak muda ini lebih dari 50 persen. Mereka bisa menjadi konsumen sekaligus produsen,” ungkapnya.
Menurutnya, peluang ekspor komoditas, maupun produk olahan dari kaum milenial sangat terbuka dan ceruk pasarnya luas.
Variasi produk yang diekspor oleh para milenial Jabar menurutnya beragam mulai dari kantung urin, briket batubara, kelapa parut, hingga tanaman hias.
“Hal ini bisa kita garap bersama-sama. Mereka (milenial) melek informasi dan digitalisasi. Yang paling potensial kesempatan ini bisa dimanfaatkan oleh generasi Y dan Z,” tandasnya. (Red)