“Dengarkan keluhan mereka dan berisolusi yang konkrit terhadap setiap permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Buka ruang dialog dan diskusi sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis tetapi tetap terjaga dengan peran dan status masing-masing. Kita harus memahami Generasi Z yang dipercayakan kepada kita. Kita harus mampu mendampingi mereka untuk menjadi warga global yang sekaligus menjadi cita-cita para pendiri Unisba,” ungkapnya.
Prof. Edi melanjutkan bahwa hubungan Dekan dengan pimpinan universitas pun harus sejalan dan seiring untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan tenang, saling mengerti dan menghormati sesuai dengan perannya masing-masing sebagaimana tercantum dalam Statuta Unisba, serta saling menghargai sesama sivitas akademika.
“Tunjukanlah bahwa kita adalah kaum intelek dan mengerti agama. Dalam ajaran Islam, Rasul pernah mengatakan bahwa kita diminta mengenali dengan siapa kita berinteraksi. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, jika ketidakpahamannya dapat mengundang fitnah. Seorang pemimpin harus memahami konteks dan mengenali warga unit yang dipimpin, karena telah menggantungkan harapannya dan menitipkan masa depannya kepada pemimpin,” tandasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News