JABARNEWS | BANDUNG – Dalam sidang untuk terdakwa Wahid Husen, eks Kalapas Sukamiskin, di Pengadilan Tipikor Bandung, dengan agenda pemeriksaan saksi Andri Rahmat, di Pengadilan Tipikor Bandung, Rabu (12/12/2018), terungkap ikhwal “bilik asmara” di Lapas.
Menurut Andri, di Lapas Sukamiskin memang ada ruangan 2×3 meter yang digunakan untuk hubungan suami istri (pasutri) kemudian disewakan Rp 650 ribu.
“Itu dulunya WC, direnovasi sesuai perintah Fahmi Darmawansyah (napi kasus korupsi, Red.) Disertai spring bed. Awalnya untuk Fahmi saja sama istrinya (Inneke Koesherawati) untuk hubungan suami istri, tapi sama Fahmi diberi toleransi untuk yang lain, tujuh terpidana. Bayarnya Rp 650 ribu,” ujar Andri, saat menjawab pertanyaan dari Hakim Marsidin Nawawi, dikutip tribunnews.com, Kamis (13/12/2018).
Lantas hakim bertanya apa saja yang direnovasi dan Andri mengatakan tidak banyak yang direnovasi.
“Ada WC dan spring bed saja,” ujar dia.
Lalu, hakim menanyakan kegunaan kamar tersebut.
“Ya untuk (hubungan badan) Fahmi dan istrinya (Inneke Koesherawati) saja,” ujar Andri.
Hakim Marsidin lantas kembali bertanya siapa saja yang menggunakan ruangan tersebut.
“Awalnya untuk Pak Fahmi saja, tapi kan di sana ada yang jalani pidana cukup lama, akhirnya bisa dipakai (untuk hubungan badan) sama yang lain,” ujar Andri Rahmat.
Hakim kembali bertanya siapa saja yang memakainya “Seingat saya tujuh orang,” ujar Andri Rahmat dan tidak menyebutkan siapa saja yang memakainya.
“Siapa saja yang pakai,” kata Marsidin. Andri Rahmat kemudian menjawabnya.
”Sanusi, Suparman, Umar. Sisanya saya lupa, tapi napi tipikor,” ujar Andri Rahmat tanpa merujuk pada kasus apa yang menimpa ke tiga orang itu. (Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
