Thoriqoh Nashrullah Fitriyah Minta Pemprov Jabar Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Anggota DPRD Jawa Barat asal PAN,Thoriqoh Nashrullah Fitriyah */Fitri Rachmawati/

JABARNEWS | BANDUNG – Thoriqoh Nashrullah Fitriyah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat siaga dan merancang mitigasi banjir, terutama potensi banjir bandang dan longsor di beberapa wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Mitigasi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya penting dilakukan mengingat Jawa Barat masuk musim penghujan dengan potensi cuaca ekstrem.

“Curah hujan mulai tinggi, kita sudah masuk musim penghujan dan potensi cuaca ekstrem. Pemprov Jabar, melalui BPBD harus sudah siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Sudah menyusun langkah mitigasi,” tutur Thoriqoh Nashrullah Fitriyah, Selasa, 18 Oktober 2022.

Baca Juga:  Jelang Pencoblosan, Taufiq Budi Santoso Ingatkan ASN Pemprov Jabar Tetap Netral

Selain itu, Thoriqoh Nashrullah Fitriyah pun meminta Pemprov Jabar memetakan wilayah yang mengalami alih fungsi lahan yang bakal memicu bencana hidrometeorologi, sekaligus melakukan upaya pencegahan.

“Longsor di beberapa titik seperti Kabupaten Garut ditenggarai karena penggundulan atau alih fungsi lahan. Tentunya ini harus diperhatikan dan harus segera diatasi supaya tidak longsor lagi,” pinta dia.

Baca Juga:  Amankan Mudik Lebaran 2022, 500 Posko Pengamanan Dibangun di Jabar

Sementara itu, sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mendeteksi titik rawan longsor hingga banjir, dan bencana lainnya dampak dari hujan lebat dan ekstrem di Jabar.

Titik rawan longsor, banjir dan bencana lainnya yang terdeteksi BPBD Jawa Barat tersebut diantaranya; Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut serta sebagian wilayah Pantura.

Baca Juga:  DPRD Jawa Barat Menyetujui Kerja Sama Pemprov Jabar dengan Pemkot Ulsan Korea Selatan

Kabupaten Tasikmalaya dan Garut serta sebagian wilayah Pantura tersebut paling rawan banjir dan longsor, karena karakteristik wilayah tersebut termasuk pegunungan yang berlereng terjal, banyak alih fungsi lahan dan area vegetasinya yang sudah tak bisa menahan air. ***