Aktivis ’98: Amien Rais Tak Cocok Disebut Bapak Reformasi

JABARNEWS | JAKARTA – Pernyataan Amien Rais akhir-akhir ini dikritik aktivis ’98, salah satunya Sri Bintang Pamungkas. Sri Bintang menilai bekas Ketua MPR itu bukan bapak reformasi.

“Amien Rais menyimpang. (Bukan bapak reformasi) bisa dibilang begitu,” kata Sri Bintang, saat diskusi “Peringati Lengsernya Soeharto, Amien Rais, Bapak Reformasi?”, di UP2YU Coffe & Resto Ibis Budget Hotel Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip laman Detik, Rabu (9/5/2018).

Sri Bintang mengungkapkan, Amien Rais itu pengkhianat.

“Dia pernah mengatakan sudah minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang kesalahannya melakukan amendemen,” katanya.

Baca Juga:  Banyak Korban, P2TP2A Harus Kerja Cepat

Dalam diskusi itu, Sri Bintang lebih banyak mengulas tentang tragedi lengsernya Presiden Soeharto kala itu. Ia mengatakan saat itu Amien mendukung Gus Dur menjadi presiden dan sesudahnya Amien mendukung Megawati.

Aktivis ’98 lainnya, Faizal Assegaf, mengatakan, Amien Rais ingin menjadi pahlawan. Contohnya, kata Faizal, Amien selalu menyalahkan Presiden Jokowi jika ada masalah, layaknya zaman Soeharto dulu.

“Amien Rais kemudian tampil ingin menjadi pahlawan. Amien Rais seolah-olah menempatkan Jokowi seperti Pak Soeharto. Semua seolah-olah disalahkan ke Pak Jokowi. Saya tak pernah menemukan Pak Amien Rais menyalahkan gubernur, bupati, DPR, DPD, tapi semua disalahkan ke Pak Jokowi,” ujar Faizal.

Baca Juga:  Penyanyi Top Indonesia Raisa Menjerit, Syok Atas Mahalnya Harga BBM

Faizal mengungkit beberapa sikap Amien di zaman dulu. Dia membandingkannya dengan era saat ini.

“Saat dia mengatakan ada ‘partai setan’ dan ‘partai Tuhan’ itu terulang di tahun ’99 itu, Pak Amien sudah jadi setan sebenarnya. Pada tahun 1999, Pak Amien itu menghasut umat Islam bahwa umat Islam mengharamkan presidennya perempuan kan? Dan dimenangkan Gus Dur kan,” tutur Faizal.

Baca Juga:  Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu Jadi Tersangka

Faizal menyebut kepentingan Amien di era kepemimpinan Gus Dur tidak terpenuhi. Amien, lanjutnya, lalu melengserkan Gus Dur dan dia memilih Megawati menjadi presiden.

“Atas alasan itulah Amien Rais tidak konsisten dan tidak cocok dikatakan sebagai bapak reformasi,” tegasnya.

Dalam diskusi yang digelar oleh Komunitas Cikini dan Jaringan Aktivitas Reformasi Indonesia (Jari 98) itu, selain Sri Bintang dan Faizal, hadir Kapitan Kelibay, peneliti dari Indonesian Public Institute (IPI); Wahab Talaohu, aktivis ’98; dan pengamat politik Boni Hargens. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat