Lakukan Pembelajaran Di Masjid, Guru Ini Ingin Segera Masuk Sekolah

JABARNEWS | CIAMIS – Sejak awal tahun ajaran 2020/2021 proses pembelajaran di sekolah tidak secara tatap muka di kelas, ada yang menggunakan metode daring dan ada juga yang menggunakan metode luring.

Salah satunya adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Kertasari yang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka secara terbatas di Masjid Al Ikhlas lingkungan Citapen, Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.

Proses KBM itu dilakukan di masjid lantaran hingga saat ini sekolah di Kabupaten Ciamis belum diizinkan kembali beroperasi sejak adanya pandemi Covid-19.

Wali Kelas IV SDN 4 Kertasari, Yuyu Yuliana mengatakan, proses KBM tatap muka secara terbatas itu baru dilakukan satu kali pada tahun ajaran baru sekolah. Sebelumnya, para proses pembelajaran hanya dilakukan secara daring. Ia mengatakan tatap muka ini hanya dilakukan satu kali dalam sepekan, karena menurutnya, pembelajaran daring tidak akan efektif untuk siswa SD.

Baca Juga:  Nelayan Karawang Temukan Lumba-Lumba Mati

“Pada tahun ajaran baru ini kita belum bisa tatap muka di sekolah karena aturannya masih secara daring dan luring,” kata dia dilansir dari republika. Selasa (21/7/2020)

Kendati demikian, dari total 23 siswa kelas IV SDN 4 Kertasari, pihak sekolah membaginya menjadi tiga kelompok yang didasarkan pada zonasi tempat tinggal mereka. Setiap kelompok hanya berisi 7-8 siswa.

Selain itu, proses KBM tatap muka juga tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, seperti cuci tangan, menjaga jarak, dan selalu mengenakan masker. Dengan begitu, potensi siswa terpapar Covid-19 dapat diminimalisir.

Baca Juga:  Dampak Corona Wartawan Terkesan Dilupakan, Ini Kata DPRD Jabar

“Dari tiga kelompok yang dibagi, salah satunya melakukan proses tatap muka terbatas di lingkungan masjid, dua kelompok lainnya memilih di rumah salah satu siswa,” katanya.

Menurut dia, penentuan lokasi belajar sepenuhnya ditentukan oleh musyawarah orang tua siswa. Wali kelas hanya tinggal datang ke lokasi yang telah disepakati untuk memberikan materi pembelajaran yang sulit diajarkan secara daring.

“Kalau untuk materi yang perlu penjelasan, memang harus dilakukan secara tatap muka,” ujar dia.

Yuyu juga mengatakan, dirinya berharap ingin segera melakukan pembelajaran di sekolah, sebab proses pembelajaran secara daring dan luring di luar lingkungan sekolah tak efektif dilakukan kepada para siswa karena tak semua siswa dapat langsung memahami materi pelajaran yang diberikan tanpa ada penjelasan langsung dari guru

Baca Juga:  Kasihan! Bayi Ini Tega Dibuang Orang Tuanya Dalam Kardus

“Kita sih inginnya kembali ke sekolah, tapi aturan pemerintah masih belum boleh. Kita ikuti saja. Yang penting proses belajar mengajar terlaksana,” kata dia.

Namun, belum teratasinya pandemi Covid-19 membuat kegiatan di sekolah masih belum diizinkan kembali dibuka. Mau tak mau, segala cara harus dilakukan agar anak tetap dapat belajar, dengan tak mengorbankan keselamatan siswa. (Red)