Diduga Sesat, Pengajian Kelompok Ini Tak Sesuai Ajaran Islam

JABARNEWS | LEBAK – Beberapa waktu lalu Kota Serang dihebohkan dengan munculnya aliran sesat kerajaan Ubur-ubur. Kali ini muncul lagi dugaan ajaran aliran sesat dilakukan kelompok Paguyuban Karuhun Sunda (Paku) pimpinan Daria (50) alias Eyang Sepuh di Kampung Parindang, Desa Panancangan dan di Kampung Kaloncing, Desa Kadu Agung Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

“Baru akan disimpulkan hari Senin nanti oleh Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem), apakah kelompok Paku itu aliran sesat atau bukan,” ujar Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Lebak, Yusuf, usai rapat menyikapi informasi ada dugaan aliran sesat tersebut.

Baca Juga:  Lantik 1.188 Wisudawan, Rektor Harapkan Lulusan Unisba Miliki Life Skill di Masyarakat

Dikutip kabar-banten.com, tugas Bakor Pakem memang untuk mengawasi apakah kelompok Paku itu mengarah ke ajaran aliran sesat atau tidak.

Sedang untuk menyimpulkan apakah kelompok tersebut mengajarkan ajaran aliran sesat atau tidak, perlu dilakukan kajian dan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Berdasarkan informasi, kegiatan pengajian kelompok Paku pimpinan Eyang Sepuh dan Hendra dilakukan setiap Kamis malam.

Setelah dilakukan pemantauan terhadap kegiatan pengajian kelompok Paku tersebut, kepolisian kemudian melakukan klarifikasi kepada dua orang pengikut kelompok Paku yang mengaku sudah tidak aktif.

Berdasarkan keterangan dua orang anggota tersebut, diperoleh informasi bahwa dalam kegiatan pengajian di kelompok Paku banyak kejanggalan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana mestinya.

Baca Juga:  Pemkab Garut Siapkan Program Paket Wisata, Berikut Ini Destinasinya

Kejanggalan-kejanggalan itu antara lain, adanya kalimat salam pada pembukaan acara dengan mengucapkan bahasa yang tidak lazim pada pengajian yaitu, Sampurasun, Salam bumi pertiwi, Salam Indonesia. Salat tidak wajib menghadap ke kiblat, boleh ke arah manapun karena menganggap Tuhan ada di semua tempat.

Puasa juga tidak perlu dilaksanakan selama satu bulan penuh, tetapi boleh dilaksanakan pada Senin, Kamis, Jumat dan hari kelahiran. Selain itu, Nabi Muhammad mempunyai nama yang berbeda pada masa kecil. Dalam pengajian hanya membahas pengkajian diri saja dan tidak ada pembahasan tentang Alquran.

Baca Juga:  warga Kota Bandung Mulai Terima Kartu E-Voucher Program BPNT

Menurut informasi, Pimpinan kelompok Paku yakni, Eyang Sepuh beragama Kristen Katolik dan merupakan pegawai di Rumah Sakit Misi Jalan Multatuli Rangkasbitung. Lokasi tempat pengajian sendiri merupakan rumah tinggalnya yang juga membuka praktik pengobatan/klinik.

Saat ini, jumlah pengikut kelompok Paku diduga sudah mencapai sekitar 100 orang. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Lebak saja, tetapi sebagian juga berasal dari Wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Selain itu, ditemukan dokumen dalam bentuk buku berjudul ‘Pituduh Sepuh Paguyuban Ajaran Karuhun Urang’. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat