Pemerintah Memacu 4 Juta Wirausaha Baru

JABARNEWS | JAKARTA – Pemerintah memacu pertumbuhan wirausaha baru hingga 4 juta orang, termasuk IKM (Industri Kecil Menengah). Jumlah wirausaha penting diperbanyak guna mendorong penguatan struktur ekonomi, mengingat rasio wirausaha di Tanah Air masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk.

“Karena itu, agar Indonesia menjadi negara maju pemerintah terus memacu pertumbuhan wirausaha termasuk IKM, sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saingnya pada era digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Jumat, 23 November 2018.

Airlangga menyampaikan hal itu pada acara Pesta Retail Nasional di ICE BSD, Tangerang, Banten. Menurut Airlangga, meskipun rasio wirausaha di Indonesia sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 persen, Indonesa perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga.

Baca Juga:  Lebihi Target, Jabar Sudah Cetak 129 Ribu Wirausaha Baru

Singapura, kata Airlangga, rasio wirausaha sudah mencapai angka 7 persen. Sedangkan Malaysia berada di level 5 persen. Apabila dihitung dengan populasi penduduk Indonesia sekitar 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8,06 juta jiwa.

Airlangga menjelaskan, dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, pemerintah menggagas platform e-commerce bertajuk e-Smart IKM. Ini sebagai salah satu upaya strategis membangun sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace yang ada di Indonesia.

Baca Juga:  Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Subang Dipercepat

“Revolusi industri 4.0 memang sesuatu tantangan yang harus dipersiapkan matang. Misalnya melalui program pengembangan IKM berbasis digital,” kata Airlangga sembari menambahkan sejak diluncurkan pada Januari 2017, peserta e-Smart IKM sudah lebih dari 4.000 pelaku usaha dengan total omzet sudah mencapai Rp 1,3 miliar.

Pemerintah, kata dia, juga menggulirkan program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif). Ini merupakan program dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Baca Juga:  Pria Ini Tewas Saat Mancing Di Sungai Cikeruh

“Laku Pandai juga salah satu platform digital untuk jualan tanpa barang kelihatan, seperti voucher pulsa telepon atau listrik. Ini bisa menambah profit pelaku usaha kita”.

Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan industri ritel pada Kuartal I 2018 mencapai 7-7,5 persen dan berkontribusi hingga 60 persen untuk perekonomian nasional. Peritel yang berbasis IKM ini juga memberi dampak terhadap kualitas hidup masyarakat di sekitarnya, antara lain melalui penyerapan tenaga kerja. [jar]

Jabarnews | Berita Jawa Barat