Wagub Uu: OPOP Hadirkan Ekonomi Pesantren Mandiri

JABARNEWS | BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum membuka gelar produk koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam One Pesantren One Product (OPOP) di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (14/12/19).

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari penghargaan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat kepada koperasi pondok pesantren yang mampu menghadirkan produk unggulannya.

Sebelumnya, Pemprov Jabar memberikan pelatihan, magang, pendampingan usaha, temu bisnis, bantuan penguatan modal, pameran baik di dalam maupun luar negeri. Menurut Uu, OPOP digagas tersebut untuk mengakselerasi visi Jabar Juara Lahir Batin.

“Kang Emil (Gubernur Jabar) bergerak di bidang ekonomi (pesantren), tetapi dengan tidak meninggalkan program kepesantrenan dulu,” kata Uu.

Baca Juga:  Inilah Spesifikasi Motor Honda CB350 RS Yang Berkonsep Scrambler

Uu menyatakan, OPOP sendiri bertujuan untuk menghadirkan kemandirian ekonomi pesantren. Dia pun mengajak pesantren lain untuk terlibat dalam OPOP.

“Mulai dari sekarang saya minta kepada pesantren (yang belum ikut serta OPOP), buat pesantrennya hebat dalam administrasi dan prospeknya, karena kami (OPOP) dinilai oleh tim independen dan bekerja sama dengan perguruan tinggi,” ucapnya.

Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (RI) mengapresiasi upaya Pemda Provinsi Jabar yang memberikan perhatian khusus kepada koperasi dan usaha kecil, khususnya di pesantren.

Baca Juga:  Walah! Istri dan Dua Putri Wali Kota Bandung Positif Covid-19

Mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, A Rully Indrawan mengatakan, gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti OPOP bisa menjadi pilot project pemberdayaan UKM tingkat nasional.

“Saya juga diminta Pak Menteri (Koperasi dan UKM) untuk ke Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dan saya melaporkan (kepada Menteri Koperasi dan UKM), kelihatannya ini untuk membangun pesantren Jawa Barat di 2020 harus menjadi pilot project,” ujar Rully.

Rully juga menyatakan, pemberdayaan ekonomi rakyat melalui koperasi dan UKM menjadi atensi Pemerintah Pusat.

Baca Juga:  Kunjungi Museum Gedung Sate, Menpan RB: Ini Karya Besar!

“Fakta lain menunjukkan kita tidak boleh pada saat ini meninggalkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah. Kalau dari statistik yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB ternyata bukan usaha besar. Usaha mana? Usaha mikro. UMKM secara keseluruhan itu memberikan kontribusi 60 persen (untuk PDB) dan lapangan kerja 97 persen tenaga kerja kita terserap di UKM,” jelasnya.

Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM RI dan 10 kementerian/lembaga lain bersinergi membangun UKM.

“Salah satu srateginya adalah berhimpun dan koperasi menjadi bagian dari pengembangan UKM,” pungkasnya. (Rnu)