Ramadan di Tunisia, Menghidupkan Kemanusiaan Kita

Ramadan di Tunisia, Menghidupkan Kemanusiaan Kita

Tetapi istimewanya, walaupun keadaan dunia berbeda dari tahun sebelumnya, prinsip dan nilai-nilai kebaikan warga Tunisia tidak pernah berubah.

Sikap empati dan kepedulian yang mereka wujudkan melalui kesalehan sosialnya dapat saya rasakan di luar rumah, di pasar, maupun di jalanan.

Jangan kaget jika sedang berjalan di tengah pasar, lalu tiba-tiba ada warga Tunisia yang menghampiri dan memberikan buah atau makanan kepada kita dari apa yang telah mereka beli. Karena hal ini yang saya alami dan rasakan pada Ramadan tahun ini.

Inilah hakikat dari karakter seorang Muslim. Bahwasanya sesama umat Muslim itu bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh pun akan merasakan sakit.

Artinya, ketika ada saudara kita yang merasakan lapar, sudah seharusnya kita berempati dan berbagi kepadanya. Begitupun jika saudara kita senang, maka seyogianya kita merasakan senang. Sehingga karakter inilah yang menjaga persatuan dan persaudaraan antar sesama umat manusia.