Tiga Reaktor Riset Batan Selalu Layani Kebutuhan Masyarakat

JABARNEWS | BANDUNG – Teknologi Nuklir belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Padahal, teknologi ini sangat bermanfaat digunakan dalam berbagai bidang, baik untuk kepentingan pengujian sampel penelitian, produksi radiosotop untuk bidang pertanian, kesehatan, industri dan lingkungan.

Namun begitu, belum banyak masyarakat yang mengenal dan paham akan manfaat teknologi nuklir itu sendiri. Sebab stigma radiasi nuklir masih menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat.

Dalam mengoptimalkan fungsi dari reaktor nuklir sebagai lembaga riset, Batan menggunakan strategi jemput bola dengan mengenalkannya kepada masyarakat, khususnya perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta di Indonesia sebagai pemangku kepentingan.

’’Sejarahnya, reaktor di Bandung dan Jogja ini kerjasama dengan perguruan tinggi, Bandung dengan ITB, Jogja dengan UGM. Dulu memang pengelola itu jadi satu, perguruan tinggi (PT) dan Batan. Tapi karena terpisah, seolah Batan dan PT terpisah,” ujar Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, Jumat (7/9/2018).

Baca Juga:  Kasus Dugaan Penipuan David Noah Sudah Selesai, Ini Kata Kuasa Hukum

Pihaknya mengatakan, saat ini ingin menghidupkan kembali kerjasama dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.

’’Artinya jangan hanya perguruan tinggi UGM saja tapi bisa jadi Unpad maupun swasta dan lainnya. Sebab mahasiswa tersebut kalau belajar fisika, misalnya, itu bisa belajar langsung ke reaktornya atau teman-teman kimia, teknik mesin, bisa praktik di sini karena ini milik masyarakat bukan swasta. Jadi mereka berhak untuk memakai,’’ katanya.

Baca Juga:  Tingkatkan Kualitas, Humas DPRD Jabar Gelar Pelatihan Jurnalistik

Badan Tenaga Nuklir Nasional memiliki tiga reaktor riset yang bisa dimanfaatkan masyarakat, yakni reaktor Triga 2000, reaktor Kartini, dan Reaktor serbaguna GA Siwabessy. Ketiga reaktor ini berlokasi di beberapa tempat di Indonesia seperti di Bandung, Jogjakarta, dan Serpong.

Bahkan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, Batan sempat menggelar temu pelanggan untuk mengenalkan pemanfaatan teknologi nuklir dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat.

Reaktor untuk kepentingan riset dimanfaatkan perguruan tinggi sebanyak 50 persen, untuk kesehatan 30 persen, dan sisanya oleh industri serta lainnya.

Baca Juga:  Ingin Liburan ke Kuala Lumpur Selama Tiga Hari? Cek Itinerary Travelingnya Disini!

’’Lembaga PT 50 persen, 30 persen kaitan kesehatan untuk produksi obatan, diagnostik. Sisanya industri lingkungan dan lainnya. Manfaatnya banyak memang masih kerasa harus ditingkatkan, perguruan tinggi kita dorong tidak hanya negeri tapi juga swasta bisa manfaatkan ini,” katanya.

Djarot menambahkan, pihaknya lebih mengunggulkan teknologi nuklir dari sisi manfaat, misalnya untuk pertanian. Ada 23 varietas padi yang sudah diproduksi dengan teknologi nuklir ini.

’’Kita sebarluaskan ke petani untuk menunjukkan ini nuklir tidak ada masalah kalau dikelola dengan baik. Jadi pertama promosi, ajak siswa, seminar maupun kita mengunggulkan produk pertanian kita,” tutupnya. (Rnu)

Jabarnews | Berita Jawa Barat