2018, 22 Orang Di Karawang Meninggal Karena HIV/AIDS

JABARNEWS | KARAWANG – Penderita HIV/AIDS di Kota Pangkal Perjuangan mengalami peningkatan. Parahnya, laki-laki di usia produktif mendominasi.

Bahkan, sepanjang 2018, sudah 22 orang pengidap HIV/AIDS meninggal dunia. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang Dr Nurdin, mengaku saat ini sudah memiliki penangkal untuk penyebaran HIV/AIDS.

“Pencegahan depopulasi khusus dan populasi rentan terluar HIV penjangkauan, pendampingan dan tes HIV kelompok WPS, homoseks, waria serta penasun kerjasama puskesmas dan LSM penjangkau (Yayasan Grapiks Bekasi dan KBI Subang),” katanya.

Baca Juga:  Warga Protes Aliran Sungai Cimahi Dicemari Tambang Kuarsa

Pencegahan dipopulasi rendah, kata pria yang juga ketua pelaksana peringatan Hari AIDS sedunia ini, dengan menyebarluasan informasi HIV/AIDS di 30 SMP, 30 desa, 19 majelis taklim, 6 bagi WBP Lapas, bintek majelis taklim, bintek guru, bintek kades, pertemuan orang dengan HIV/ADIS (ODHA) dan lainnya.

“Hari ini kita akan sosilisasikan ke semua sekolah di Karawang,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurachadiana meminta Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) harus lakukan sosialisasi sampai ke tingkat maejlis taklim. “Saya minta KPA lakukan sosialisasi sampai majelis taklim, kepala desa, sampai sekolah di Karawang,” ujarnya.

Baca Juga:  Ini Bahayanya Jika Kalian Sering Mengkonsumsi Beras Mentah

Cellica mengaku prihatin dengan banyaknya penderita HIV/AIDS di Karawang. “Bayangkan saja jumlahnya sampai saat ini mencapai 1.062 kasus dan ini harus menjadi perhatian bersama,” ucapnya.

Bahkan yang membuatnya miris lagi, jika di tahun ini generasi mudalah yang mendominasi pengidap HIV/AIDS di Karawang.

“Data kasus HIV dan AIDS menurut kelompok umur paling banyak tertular diusia produktif antara 20 sampai 29 tahun yang mencapai sebesar 43,9 persen,” katanya.

Baca Juga:  Tiga Keutamaan Ratiban Menurut Ratib Al-Atthos

Sedangkan dari kasus HIV/AIDS menurut faktor resiko penularan heteroseks yaitu laki-laki hubungan seks dengan perempuan mencapai 57,5 persen, sedangkan homoseks 22,5 persen, pengguna napza suntik 11 persen, penularan ibu ke anak 5,1 persen, waria 2,2 persen dan yang tidak diketahui mencapai 1,7 persen.

“Ini pembelajaran kita, saya minta agar dapat menjaga anak-anak kita dari pergaulan bebas,” paparnya. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat