Di dalamnya ada produsen teh, perusahaan pengolahan, pemerintah, lembaga riset, organisasi non-pemerintah, petani teh, dan konsumen.
Managing Director Solidaridad Asia Dr. Shatadru Chattopadhayay mengatakan bahwa Solidaridad merasa terhormat mendapatkan peran sebagai penyelenggara netral Asia Tea Alliance (ATA), sebuah inisiatif terobosan yang menyatukan produsen teh kecil dan besar di benua Asia.
“Dalam tahun-tahun mendatang, kami percaya ATA akan muncul sebagai salah satu forum penting untuk mengatasi masalah yang sama, ketertarikan, dan aspirasi industri teh Asia. Visi kami jelas: ATA akan berada pada garis terdepan dalam mendukung produksi yang efisien, ekonomis, dan rutin, serta pasokan teh yang berkelanjutan dan
berkualitas tinggi untuk konsumen,” kata Shatadru di Bandung, Rabu (23/8/2023).
Direktur Eksekutif ITMA (Indonesian Tea Marketing Association) Veronika Ratri mengungkapkan, pihaknya akan selalu memberikan support pada produk teh rakyat, karena masa depan industri teh Indonesia sangat bergantung pada Perkebunan Rakyat, mengingat dominasi kepemilikan lahan ada pada mereka.
“Maka dari itu, kami mengajak generasi muda terutama yang bergerak di sektor F&B, Kafe, dan UKM pangan untuk ikut membantu mempromosikan dan menggunakan produk yang dihasilkan dari teh rakyat,” ucap Veronika.