Konsep Blended Learning Mudahkan Anak Belajar, Begini Penjelasan SMM

JABARNEWS | BANDUNG – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak kurang lebih satu tahun lalu telah mengubah cara hidup masyarakat termasuk metode pembelajaran bagi sekolah dan anak. Jika dahulu kegiatan belajar-mengajar lazim dilakukan secara tatap muka, namun akibat pandemi muncul metode dalam jaringan (daring) atau online.

Ternyata metode pembelajaran daring ini juga mendorong konsep blended learning atau campuran antara online dan luar jaringan (luring) lahir lebih cepat dari yang direncanakan pemerintah. Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM) Laksmi Mayesti W mengatakan, konsep blended learning pada dasarnya bertujuan untuk menghadirkan fleksibilitas pembelajaran yang tidak pernah dirasakan murid sebelumnya.

“Anak mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi belajar daring secara luas sesuai minatnya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman,” kata Laksmi dalam siaran persnya, Selasa (9/2/2021).

Baca Juga:  Tiga Ide Kolam Renang Di Rumah Dengan Keterbatasan Lahan

Laksmi melanjutkan, SMM memilih untuk memadukan pembelajaran daring dan luring agar menjadi landasan sekolah di masa depan. Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat anak semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.

Maka dalam penerapan blended learning, lanjut Laksmi, SMM mengedepankan proses pembelajaran yang menghadirkan solusi bagi murid dengan menerapkan metodologi yang menyenangkan bukan menakutkan serta membosankan. Selain itu metodologi yang diterapkan juga mesti bermakna dan berkaitan dengan konteks/aplikasi di kehidupan sehari-hari.

Metodologi yang menyenangkan dan bermakna tersebut merupakan bagian dari penerapan kurikulum SMM yang berbasis kompetensi dengan enam program kategori pembelajaran yakni sains, sosial, numerasi, literasi, dan seni untuk mengembangkan potensi para murid.

Baca Juga:  Berisik dan Ganggu Masyarakat, Ketua MUI Dukung Polres Purwakarta Tertibkan Knalpot Brong

Laksmi menjelaskan, keenam program kategori tersebut direalisasikan dengan metodologi menyenangkan. Supaya, sambung dia, anak dapat belajar memahami konsep dengan cara mencari tahu sendiri melalui praktikum menggunakan tool kit yang dikirimkan ke rumah murid.

“Murid jadi termotivasi dan mandiri dalam menyelesaikan tugasnya, tumbuh rasa percaya diri dengan hasil karyanya, dan mereka pun inovatif dan komunikatif kala mengekspresikan idenya,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang murid SMM kelas 10 Rakha menceritakan, metode seperti di atas itulah yang membuatnya merasa nyaman belajar di SMM. Di samping itu, kegiatan belajar di SMM termasuk seru dan menyenangkan karena dilengkapi dengan aktivitas eksperimen.

Baca Juga:  Ketua KPU Depok Sebut Pilkada Akan Berjalan Aman

“Ini yang paling aku suka. Biarpun belajar di rumah, tetap ada kegiatan seperti di laboratorium untuk pelajaran kimia, fisika, dan biologi. Setiap bulan aku pasti menunggu-nunggu tool kit untuk membuat eksperimen di rumah,” ujar Rakha.

Program blended learning yang diterapkan SMM diakui efektif dan berdampak positif bagi para murid. Hal ini diakui orang tua murid PAUD Aulia Ulfah yang menyampaikan bahwa setelah selama 3,5 bulan bersekolah di SMM anaknya dapat berinteraksi dengan guru dan teman-temannya yang berasal dari seluruh Indonesia.

“Pelajaran dan nilai-nilai moral yang diajarkan mampu diingat ananda saat di luar jam belajar,” tutupnya. (Red)