Merugi Hingga Ratusan Juta, Puluhan KJA Jangari Diterjang Arus Sungai

JABARNEWS | CIANJUR – Sebayak 20 petak Kolam Jaring Apung (KJA) di Kampung Jangari, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, rusak berat akibat arus deras dari aliran sungai Cisokan. 10 ton ikan siap panen lepas hingga mengakibatkan kerugian sampai ratusan juta rupiah.

Kepala UPTD Pengembangan Perikanan Perairan Umum Cirata, Budi Prayatna mengatakan peristiwa tersebut berawal ketika hujan turun deras sejak siang hingga malam, menyebabkan meluapnya air sungai dan masuk ke Waduk Jangari.

“Debit air dari sungai tersebut masuk ke waduk yang menyebabkan gelombang tinggi dan menghantam japung,” ujarnya vujar Budi (16/12/2019)

Baca Juga:  Ini Motif Mama Muda Nekat Tanam Bayi di Kebun Sawit Simalangun, Ternyata...

Ia menambahkan, sebagian besar japung yang rusak berada di pinggiran waduk yang berbatasan langsung dengan sungai. Kemudian terseret hingga rusak dan ikan di dalam kolam hanyut terbawa arus.

Selain itu, setiap tahun japung yang terletak di lokasi tersebut, kerap terbawa arus sungai yang selalu tinggi, terutama pada saat masuknya musim penghujan, namun petani tidak menghiraukan imbauan dinas untuk pindah.

“Sebelum dilakukan penertiban oleh tim Citarum Harum, di lokasi yang sama tahun lalu, seratusan japung yang rusak berat terbawa arus. Kerugian hampir setengah miliar, tahun ini hanya puluhan dan milik tiga orang petani,” katanya.

Baca Juga:  Modus Baru Kasus Pencurian Motor di Purwakarta: Pancing Korban dengan Gadis Belia

Pihaknya berharap dengan kejadian tersebut, petani tidak lagi membuka japung di lokasi yang sama karena tahun depan puluhan japung yang ada akan ditertibkan guna mewujudukan lanjutan program Citarum Harum.

Sementara Wakil Ketua Kompepar Wisata Jangari, Hendrawan berharap Pemkab Cianjur, dapat membantu menangani permasalahan tahunan yang terjadi di tempat wisata air milik pemkab tersebut.

Baca Juga:  Ansor-Banser Jatitujuh Kompak Berdoa Untuk Tasikmalaya

Pasalnya debit air yang tiba-tiba besar akibat pendangkalan yang disebabkan tumpukan sampah. Sehingga saat hujan turun deras di bagian hulu, akan berakibat dibagian hilir tepatnya di pintu air Waduk Jangari, layaknya gelombang air bah.

“Ini juga harus menjadi tugas bersama pemerintah daerah, sebelum melakukan penataan. Harus ada pengerukan di bagian sungai yang masuk ke Jangari karena terjadi pendangkalan akibat sampah,” katanya. (Red)