Pemprov: Gagal Panen Terbanyak Tercatat Di Indramayu

JABARNEWS | BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov) Jabar mencatat sejumlah lahan pertanian di 19 kabupaten terkena dampak kekeringan. Meskipun, skala kekeringan yang dialami sejak tiga bulan terakhir ini berbeda-beda.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, jumlah lahan pertanian yang mengalami kekeringan kurang lebih sekitar 12.572 hektar. Itu berdasarkan catatan dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultur pe 3 Agustus.

’’Rinciannya 5.023 hektar ringan, lalu 3.838 hektar sedang, sebanyak 2.950 hektar kekeringan berat. Sementara yang terkena puso sebannyak 748 hektar,” katanya di Bandung, Rabu (8/8/18).

Baca Juga:  PAD di DOB Kabupaten Garut Selatan Kembali Dikaji

Dari pemantauan di lapangan, kekeringan mengganggu satu kali masa panen, dimana durasinya sawah yang terdampak dari 30-105 hari. Menurutnya hampir seluruh varietas padi yang ditanam petani ikut terdampak musim kemarau ini.

’’Dari padi jenis Ciherang, Sintanur, Inpari 30 hingga IR 42, ini yang ditanam petani di 19 kabupaten,” ujarnya.

Menurutnya, dari 19 kabupaten, daerah yang terdampak paling parah merupakan Kabupaten Indramayu. Pihaknya mencatat sebanyak 5.314 hektar mengalami dampak ringan, 1.772 hektar sedang, lalu 1.321 hektar kekeringan berat sisanya sebanyak 282 hektar mengalami puso.

Baca Juga:  Fasilitasi Pembinaan Para Guru, Himpaudi Jabar Bangun Gedung YBH di Bandung

’’Dampaknya merata di 11 kecamatan Indramayu, terparah ada di Kecamatan Kandanghaur dan Gabus Wetan ada ratusan hektar gagal panen atau puso. Paling ringan ada di Kecamatan Balongan yang mengalami kekeringan hanya 28 hektar,” paparnya.

Tercatat sejumlah di luar Indramayu juga mengalami puso yakni Majalengka sebanyak 20 hektar, Garut 133 hektar, Kabupaten Bogor 12 hektar, Sukabumi seluas 10 hektar. Kemudian Cianjur mengalami puso 1 hektar dan Sumedang dengan 14 hektar puso.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Kantor SAR Nias Salurkan Sembako ke Pondok Pesantren

’’Ciamis ada 92 hektar puso, Cirebon yang terkena 20 hektar, Kuningan 14 hektar terakhir Pangandaran cukup besar 170 hektar,” tuturnya.

Pihaknya memastikan Pemprov bersama daerah yang terdampak sudah melakukan sejumlah penanganan di lapangan. Yakni dengan melakukan pompanisasi dan perbaikan saluran irigasi.

Selain itu di sejumlah daerah juga dibuat sumur pantek dan pembuatan embung. ’’Sehingga diharapkan kadar kekeringan berubah, dari rusak berat jadi sedang, ringan jadi normal. Untuk kerugian masih kita hitung,” paparnya. (Wan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat