Pada tahun 1849, R.A.A. Suria Winata / Dalem Sholawat dipindah tugaskan ke Bogor, setelah memimpin kabupaten Karawang yang beribukota di Purwakarta, di mana selain memberi nama ibukota tersebut juga merintis sejumlah pembangunan.
Di antaranya membangun dan menata pusat mata air untuk keperluan irigasi dan kebutuhan lainnya, di antaranya Situ Buleud, Situ Kamojing, Solokan Gede. Kemudian membangun fasilitas pemerintahan, sarana publik, dan sejumlah infrastruktur lainnya serta tentunya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.
Sekitar 21 tahun, Dalem Sholawat memimpin Purwakarta, yaitu mulai dari tahun 1828 ketika pusat ibukota masih di Wanayasa lalu pada tahun 1830 berpindah ke Sindang Kasih yang kelak berganti nama menjadi Purwakarta. Hingga akhirnya pada tahun 1849, Dalem Sholawat ditugaskan sebagai Bupati Bogor, kota asal beliau dan kakak sepupunya, yaitu Syekh Baing Yusuf.
Nama Purwakarta sendiri ditetapkan pada tanggal 20 Juli 1831 dalam sebuah besluit / surat keputusan yang kemudian menjadi dasar peringatan Hari Jadi Purwakarta hingga saat ini.
Salah satu fakta sejarah yang ditemukan pada ziarah napak tilas ini adalah ketika penetapan nama Purwakarta di tahun 1831 tersebut, Dalem Sholawat baru menginjak usia 20 tahun ( lahir 1811 – wafat 1872 ).